Almuhtada.org – Sejarah kehidupan Rasulullah SAW merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang muslim.
Pasalnya Allah SWT telah menyiapkan kepribadian Rasulullah SAW sebagai panutan utama kaum muslimin, sehingga dengan mengetahui kisah beliaulah seseorang akan mendapatkan gambaran utuh tentang kehidupan seorang muslim yang ideal dalam semua sisi dan fase kehidupan. Sebagaimana firman Allah SWT:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Disisi lain dengan mengetahui sejarah kehidupan Rasulullah SAW akan menghantarkan kita pada sebuah pemahaman bahwa agama islam disebarkan dengan penuh perjuangan yang berat dan tantangan yang beraneka ragam. Dengan begitu kecintaan terhadap Rasulullah SAW pun akan semakin kuat.
Bangsa Arab Sebelum Kelahiran Baginda Rasulullah SAW
- Kehidupan Beragama
Pada awalnya bangsa arab mengikuti agama Nabi Ibrahim as. yaitu, ajaran tauhid untuk beribadah kepada Allah SWT.
Namun seiring berjalannya waktu, mereka melalaikan hal tersebut meskipun masih terdapat sisa-sisa peninggalan ajaran tauhid Nabi Ibrahim as.
Suatu ketika ‘Amr bin Luhay salah satu tokoh kota Mekkah yang berasal dari suku Khuza’ah yang begitu dihormati karena kedermawanan dan perilaku baiknya, melakukan suatu perjalanan ke kota Syam, beliau melihat masyarakatnya menyebah berhala sebagai bentuk ibadah.
Beliau menyimpulkan bahwa hal tersebut sangatlah baik. Kemudian ketika beliau kembali ke kota Mekkah, beliau membawa satu berhala yang bernama Hubal untuk diletakkan di dalam Ka’bah.
Beliau mengajak kaumnya melakukan apa yang dilakukan oleh penduduk kota Syam, karena pengaruh kedudukannya, penyembahan berhala menjadi keyakinan tersendiri para penduduk Mekkah.
Tidak membutuhkan waktu lama penyembahan berhala itu meluas sampai wilayah Hijaz (Mekkah dan sekitarnya) hingga Jazirah Arab.
- Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat arab berkelas dan bersuku-suku. Disana terdapat pendangan yang cukup kontras antara kaum bangsawan yang memiliki kemewahan dan kehormatan dengan kaum budak dengan segala kekurangan dan kehinaan.
Kehidupan antar sukupun penuh dengan persaingan dan pertikaian karena fanatisme kesukuan yang tinggi.
Setiap suku akan membela sukunya tidak memperdulikan perbuatannya benar atau salah, sehingga terkenal ucapan diantara mereka: “Bantulah saudaramu, baik dia berbuat dzalim atau dizalimi”.
Adaapun perzinaan merupakan hal biasa. Bahkan ada suami yang menyuruh istrinya untuk tidur bersama laki-laki lain, semata-mata karena ingin mendapatkan keturunan mulia dari laki-laki tersebut.
Selain itu kelahiran anak perempuan menjadi suatu aib bagi mereka, bahkan mereka tak segan-segan menguburnya secara hidup-hidup (wa’dul banat).
Kebiasaan berjudi dan minum-minuman keras merupakan hal yang lumrah di tengah-tengah masyarakat, bahkan hal tersebut menjadi sumber kebanggaan tersendiri.
- Kondisi Ekonomi
Sebagian besar masyarakat arab adalah seorang pedagang, hanya beberapa penduduk yang berada di pinggir negeri hidup sebagai petani dan memelihara hewan ternak.
Pada saat itu masyarakat belum mengenal perindustrian, hasil-hasil industri mereka dapatkan dari Yaman dan Syam.
Kemiskinan masih menyelimuti bangsa arab, namun bangsa arab memiliki beberapa sifat terpuji yang masih terus tertanam walau terkadang ditampilkan dengan cara yang salah, diantaranya: kedermawanan, memenuhi janji, menjaga kemuliaan jiwa dan pantang dihina, berani, suka menolong, dan sederhana.
Itulah kehidupan bangsa arab sebelum kelahiran Rasulullah SAW, dari kondisi tersebut dapat kita lihat betapa berjuangnya Rasulullah SAW dalam memperbaiki tatanan agama dan negara pada saat itu.
Semoga kita tetap dijadikan sebagai umat Rasulullah yang senantiasa mengingat perjuangan beliau dan selalu ditambah kecintaan kita. Aamiin… [] Dela Kurniawati
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah