Oleh:
Emi Rahmawati
Bumi pertiwi, bumi Indonesia
Menangis kala terdengar satu khabar
Khabar lara dari putra terbaik bangsa
Ia harus pulang
Usai sudah perjuangannya di bumi Indonesia
Kini pahlawan kita menemui pemiliknya
Menemui Yang Terkasih di Taman Adnan
Menemui cinta ilahinya di Taman Nirwana
Melerai rindu tatkala kafan itu terbalut
di tubuh juwitanya,
tubuh itu terdiam hingga dia ikut bungkam,
riwayat itu begitu menyayat fuad
Teringat saat kepulangannya malam-malam itu
Di rumah ketika Ainun masih berdaya meyambut
Mungkin saat ini di bangku talun,
senyum Ainun memapaknya : “Hai, kamu sudah di sini?”
Dan mungkin sekarang kamilah yang akan merindu mereka
Kau hebat,
Terimakasih pahlawan,
Terimakasih pejuang,
Terimakasih untuk sumpahmu pada tanah air
Teknologi canggih karya cinta dan fikir
Pengabdian jiwa untuk pembangunan peradaban negeri
Seperti yang kau katakan:
Menjadi pejuang haruslah terlentang, jatuh, perih, kesal
Permintaan kami pada Ilahi:
Dijadikan engkau berdua bahagia
atas perihmu dulu untuk bumiNya
Karya dan fikirmu akan selalu terkenang
Untuk: Bp. B.J. Habibie
Penulis adalah Santri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang