Pentingnya Niat dan Rasa Ikhlas untuk Menjadikan Setiap Langkah Kita Menuju Ridha Allah

Ilustrasi seseorang yang melamgkahkan kakinya untuk melakukan sesuatu disertai dengan niat (Freepik.com - Al Muhtada.org)

Al Muhtada.org- Niat adalah kunci dari setiap amal perbuatan, namun sering sekali dilupakan oleh kebanyakan orang. Niat adalah menyengaja untuk melakukan suatu amalan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah serta mencari ridha dan pahala dari-Nya.

Aktivitas yang tidak dibarengi dengan niat yang benar akan menjadi sia-sia. Dengan melihat Surat Al-An’am Ayat 162, yang biasa kita lafalkan saat sholat:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya:Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”

Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa seluruh aktivitas kita muaranya hanya untuk Allah Swt. Baik itu sholat, makan, tidur, belajar, maupun berorganisasi sekalipun.

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafs bin Khaththab RA berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan. Siapa yang hijarahnya karena (ingin mendapat keridhaan) Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menjelaskan bahwa dalam mengerjakan segala sesuatu, kita harus berniat mencari ridha Allah Swt, bukan niat untuk hajat dunia.

Dengan niat yang benar, aktivitas kita dapat dinilai sebagai ibadah. Fungsi niat ialah untuk membedakan antara kebiasaan dan ibadah. Misalnya seseorang yang bekerja dengan niat mencari ridha Allah dan menafkahi keluarga, maka setiap tetes keringatnya akan dinilai sebagai ibadah kepada Allah dan berpahala.

Baca Juga:  Sabar, Kekuatan Diam yang Menggetarkan Langit

Namun, jika niatnya hanya untuk mengumpulkan harta, maka ia tidak akan mendapatkan pahala. Harta yang dikumpulkan akan ditinggalkan, apa yang dimakan akan menjadi kotoran, dan apa yang dipakai akan usang.

Apapun aktivitas yang kita lakukan, hendaknya kita niatkan untuk mencari ridha Allah Swt. Baru setalah itu, kita barengi dengan niat-niat baik lainnya. Misalnya, aku belajar dengan niat untuk menghilangkan kebodohan, aku berorganisasi dengan niat untuk mengembangkan skill. Aku membantu orang lain dengan niat untuk melayani umat Rasulullah SAW.

Semoga Allah SWT memudahkan kita untuk istiqamah menjaga niat dalam setiap aktivitas kita, dan semoga seluruh aktivitas kita dinilai sebagai ibadah oleh-Nya. [] Nihayatur Rif’ah

 

Editor: Nayla Syarifa

Related Posts

Latest Post