Almuhtada.org – Ibadah adalah salah satu kegiatan vital dari umat islam sebagai bentuk kehambaan mereka pada Allah SWT. Ibadah juga menjadi sarana komunikasi dan interaksi bagi umat islam kepada Allah SWT. Karena itu ibadah harus dilakukan untuk membuat kita sebagai umat islam tetap terhubung dengan Allah SWT.
Sebelum kita masuk lebih jauh, akan lebih baik jika kita mengenal apa itu ibadah. Pengertian ibadah secara bahasa ibadah berarti: taat, tunduk, menurut, mengikuti, dan do’a. Ibadah berasal dari kata Abada-ya’budu ibadatan yang berarti beribadah/menyembah. Ibadah adalah menyembah kepada Allah atau tunduk kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika tidak bisa seolah-olah kamu dilihat-Nya.
Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa ibadah merupakan hal yang membuat kita tetap terhubung dengan Allah SWT. Ada banyak dalil dari Al Quran dan Hadits yang membahas tentang pentingnya ibadah bagi kita. Salah satu dalil tersebut berasal dari Q.S Al Baqarah ayat 21 yang berbunyi sebagai berikut :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ٢١yâ
ayyuhan-nâsu‘budû rabbakumulladzî khalaqakum walladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn
Artinya : “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalil diatas memperkuat kewajiban kita untuk melakukan ibadah sesuai dengan syariat Islam. Dan tentu saja ada berbagai halangan ketika kita hendak melakukan ibadah. Baik itu halangan dari luar maupun dari dalam kita sendiri.
Halangan dari luar biasanya seperti keadaan, sakit, dsb. Karena itu halangan luar masih bisa diatasi dengan hukum – hukum tertentu dalam agama islam. Yang menjadi masalah bagi kebanyakan orang adalah dari dalam, yaitu diri mereka sendiri.
Seringkali mereka akan malas untuk melakukan ibadah atau merasa terbebani dengan melakukannya. Hal ini bisa dilihat bagaimana mereka tidak antusias ketika hendak melakukan suatu ibadah. Atau ciri lainnya adalah mereka selalu menunda untuk melakukan ibadah tersebut.
Padahal ibadah adalah satu – satunya jalan mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan Allah SWT. Jika mereka malas untuk melakukannya maka mereka tidak akan bisa merasakan kedekatan dengan Allah SWT. Yang secara tidak langsung membuat kehidupan mereka menjadi tidak lancar karena lemahnya hubungan mereka dengan Allah SWT.
Karena itu penting sekali untuk membuat ibadah kita menjadi lebih nikmat untuk dijalani. Kenapa bisa disebut nikmat? Karena dengan membuat ibadah kita nikmat maka kita tidak akan malas untuk melakukan ibadah. Kita juga akan melihat ibadah sebagai suatu hal yang menyenangkan dan menenangkan, bukan sebagai beban.
Lalu bagaimana indikasi dari kenikmatan dalam beribadah? Ibadah akan dirasa lebih baik dan juga kita melakukannya dengan sukacita. Selain itu kita merasa bahwa ibadah akan membawa ketenangan dalam hati kita. Hingga pada puncaknya kita akan merasa sangat membutuhkan ibadah sebagai kegiatan yang paling utama dalam hidup kita.
Karena itu kita harus bisa untuk membuat ibadah kita menjadi lebih baik dan nikmat untuk kita jalani. Namun prosesnya akan lama karena kita harus bisa untuk istiqamah dalam melakukannya. Kenikmatan dalam beribadah bukanlah hal yang mudah untuk diraih tapi bukan tidak mungkin untuk dicapai.
Karena merasakan nikmatnya ibadah itu tidak instan, tetapi perlu perjuangan, latihan, dan pendakian spiritual (mujahadah wa riyadhah ruhiyyah) yang berpangkal pada penyucian hati. Sebab, nikmat itu soal rasa, bukan rasio, meskipun rasa nikmat beribadah itu bisa dikembangkan dengan olah rasio. Niat, keikhlasan, cinta, kesungguhan, ketenangan, dan kekhusyukan untuk merasakan nikmatnya ibadah berporos di hati yang bersih.
Dengan merasakan nikmatnya beribadah kita akan mendapatkan ketenangan batin dan kemudahan dalam menghadapi segala hal. Selain itu perlahan hidup kita juga akan membaik mengikuti bagaimana mita membuat ibadah kita lebih baik. Karenanya kenikmatan dalam beribadah haruslah dirasakan oleh seluruh Umat islam.
Namun hal yang penting sebelum membuat ibadah kita menjadi nikmat adalah memperbaiki cara ibadah kita. Karena cara ibadah yang salah rentan membuat kita terjerumus ke arah kesesatan. Meskipun kita merasakan kenikmatan, namun jika itu salah maka kenikmatan itu bukanlah hakiki dari Allah swt, namun dari Iblis.
Karenanya perbaiki dulu ibadah kita menjadi sesuai dengan syariat islam yang ada. Barulah kita membuat diri kita menikmati ibadah yang kita lakukan secara bertahap. Dengan hal itu kita akan menjalankan ibadah dengan sempurna dan dapat memberikan banyak manfaat bagi hidup kita di dunia maupun di akhirat nanti. []Idha Fitri Nuril Layliyah
Editor : Raffi Wizdaan Albari