Hidupmu yang Gini-Gini Aja, Bisa Jadi Adalah Cita-Cita Hidup Seseorang

Hidup yang Gini-Gini Aja
Gambar Ilustrasi Hidup yang Gini-Gini Aja (Pixabay.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Ya Allah, hidupku kok gini-gini aja? Siapasih yang ngga pernah ada di fase ini. Bahkan ketika terus merasa gini-gini aja semangat jadi menurun, tidak ada gairah hidup dan merasa putus aja. Tapi ternyata perasaan tersebut perlu menjadi bahan evaluasi kita sendiri.

Hidup yang gini-gini aja, bisa jadi adalah cita-cita hidup seseorang. Hidup yang gini-gini aja adalah hidup yang sedang diperjuangkan oleh seseorang.

Bisa jadi ketika kita sudah berada dilevel yang lebih dari pandangan gini-gini aja kita malah kehilangan hal terbaik dalam hidup kita.

Islam mengajarkan kita untuk melihat ke bawah dan melihat ke atas. Artinya adalah kita diperintahkan untuk selalu melihat ke bawah untuk bersyukur dan sesekali melihat ke atas untuk memotivasi diri agar selalu menjadi lebih baik lagi.

Hidup yang gini-gini aja bisa jadi karena kamu sudah berusaha semaksimal mungkin tapi yang didapat minimal.

Bisa jadi dikarenakan kesalahan yang tidak kita sadari yang menjadikan kita gini-gini aja atau bahkan kita denial dengan kesalahan tersebut. Sehingga kita tidak bisa menerima nasihat dari orang lain.

Bisa jadi, hidup yang udah dirasa maksimal tapi yang diperoleh minimal karena ukuran capaian kita yang hanya bersifat materil.

Contohnya ketika kita pulang dari suatu kajian, kita tetap merasa gini-gini aja karena merasa tidak ada yang kita dapat. Padahal iman kita bertambah dan barangkali keberkahan hidup kita bertambah.

Baca Juga:  Menelisik Simfoni Cinta Sarah Brightman dalam Lagu Love and Deepspace

Seringkali hidup gini-gini aja karena pandangan kita hanya terpaku pada hal-hal yang bersifat duniawi saja. Contohnya, diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan sahabatnya yang bernama Haris.

Lalu Rasulullah bertanya “Wahai Haris, bagaimanakah kabarmu”. Haris menjawab “Saya beriman kepada Allah” lalu Rasulullah SAW kembali menimpali “Apa ukuran dari iman wahai Haris?” dan Haris menjawab “Hari ini aku melihat mutiara dan batu sama”. Mutiara dan batu dimata Allah ini sama. Hanya saja manusialah yang membeda-bedakannya.

Oleh karena itu, pintar-pintarlah kita dalam mencari hikmah. Contohnya seperti kisah-kisah Rasul terdahulu. Mereka diuji namun tetap dengan tabah menerimanya.

Karena mereka memiliki kesadaran bahwa Allah menitipkan hikmah besar dalam hidupnya. Oleh karena itu, coba kita lihat hidup yang gini-gini aja dari sisi ukhrowinya.

Barangkali dengan kemiskinan yang Allah berikan kita dapat senantiasa sabar dan selalu berusaha. Atau barangkali kita masih perlu untuk kembali menggali gali lagi hikmah apa yang telah Allah titipkan melalui apa yang terjadi di hidup kita. [] Khariztma Nuril Qolbi Barlanti

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post