almuhtada.org – Dalam perjalanan hidup, setiap individu tidak terlepas dari berbagai tantangan, baik di bidang pendidikan, pekerjaan, maupun dalam menjalankan peran sosial.
Menariknya, berat-ringannya suatu tantangan tidak semata-mata ditentukan oleh kompleksitas tugas itu sendiri, melainkan juga oleh cara seseorang memaknainya. Pola pikir atau mindset yang dimiliki dapat membuat sebuah kesulitan terasa lebih ringan atau justru semakin berat.
Mindset sebagai Cara Pandang terhadap Tantangan
Mindset merupakan kerangka berpikir yang memengaruhi bagaimana seseorang menilai potensi dirinya dan merespons situasi yang dihadapi.
Ia berfungsi seperti sebuah sudut pandang: ketika cara pandang kita sempit dan negatif, tantangan terlihat sulit; sebaliknya, dengan sudut pandang yang terbuka dan positif, tantangan yang sama dapat terasa lebih mudah dihadapi.
Fixed Mindset: Ketika Pola Pikir Menjadi Penghambat
Individu dengan fixed mindset meyakini bahwa kemampuan diri bersifat tetap dan sulit berkembang. Keyakinan ini sering kali membuat seseorang mudah menyerah saat menghadapi hambatan.
Ungkapan seperti “Saya memang tidak mampu” atau “Saya tidak memiliki bakat” kerap dijadikan alasan untuk berhenti berusaha. Akibatnya, kesulitan terasa semakin besar bukan karena tugasnya bertambah berat, melainkan karena batasan yang diciptakan oleh pikiran sendiri.
Growth Mindset: Menghadapi Kesulitan dengan Keyakinan pada Proses
Berbeda dengan fixed mindset, growth mindset memandang kemampuan sebagai sesuatu yang dapat diasah melalui latihan, pengalaman, dan ketekunan. Tantangan dipersepsikan sebagai sarana pembelajaran, bukan ancaman.
Ungkapan seperti “Saya belum bisa, tetapi akan terus belajar” mencerminkan sikap ini. Pola pikir tersebut menjadikan seseorang lebih tangguh, berani mencoba hal baru, serta sabar dalam menjalani proses, sehingga tingkat kesulitan pun terasa lebih rendah.
Keselarasan Growth Mindset dengan Nilai Al-Qur’an
Konsep growth mindset sejalan dengan ajaran Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:
فَاِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا ۙ ٥ اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا ؕ ٦
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Asy-Syarh: 5-6)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap kesulitan selalu disertai peluang, kemudahan, dan hikmah. Pesan tersebut mengajarkan pentingnya ketekunan, proses, dan keyakinan dalam menghadapi tantangan, nilai-nilai utama yang juga menjadi dasar dari growth mindset.
Alasan Pikiran Mempengaruhi Tingkat Kesulitan
Pola pikir dapat menaikkan atau menurunkan persepsi kesulitan karena:
-
memengaruhi cara seseorang menyikapi kegagalan,
-
menentukan ketahanan dalam bertahan menghadapi proses,
-
memengaruhi kondisi emosional dan motivasi, serta
-
mendorong kreativitas dalam menemukan strategi dan solusi baru.
Pikiran yang konstruktif membuat kegagalan dipandang sebagai pembelajaran, bukan ancaman.
Tantangan Tidak Hilang, tetapi Diri Kita Bisa Bertumbuh
Pada akhirnya, beratnya sebuah tantangan sering kali lebih ditentukan oleh cara pandang daripada tugas itu sendiri.
Tantangan akan selalu ada, namun dengan pola pikir yang tepat, seseorang dapat menjadi lebih kuat, percaya diri, dan mampu melewati berbagai rintangan.
Mindset menjadi faktor penentu apakah seseorang memilih berhenti atau terus berkembang []Muhammad Fadli Noor











