almuhtada.org – Kalian pernah merasa ga sih, apa yang kita alami seringkali sesuai dengan dugaan? Misalnya ketika mengikuti suatu kompetisi, lantas kita berpikir bahwa tidak mungkin berhasil, dan kenyataannya benar.
Sebaliknya, ketika kita yakin bahwa akan berhasil, entah mengapa yang terjadi juga sesuai dengan dugaan. Atau, yang paling sering adalah kita menganggap ketika meyakini keberhasilan akan sesuatu, namun di saat yang bersamaan ada pikiran bahwa keyakinan yang terlalu berlebihan justru pertanda sebuah kegagalan.
Yah, dunia itu penuh misteri. Kita tidak bisa memastikan masa depan, yang bisa kita lakukan hanya memprediksi dengan usaha agar dapat mencapai ekspektasi tersebut. Ketidakpastian yang kita rasakan seringkali menimbulkan kecemasan, kekhawatiran, hingga over thinking sehingga berdampak pada proses yang kita lalui. Lantas bagaimana cara mengatasi segala ketidakpastian ini?
Teman-teman, tentunya pernah mendengar istilah LoA atau Law of attraction, yakni konsep spiritual atau filosofis yang menyatakan bahwa pikiran dan emosi seseorang dapat mempengaruhi realitas mereka dengan menarik hal-hal yang serupa, baik positif maupun negatif. Hal ini sesuai dengan sebuah hadist yang berbunyi:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675
Dari hadist tersebut telah dijelas bahwa Allah Swt. sesuai dengan prasangka hamba-Nya. “Tapi kenapa ketika aku yakin akan berhasil tetapi yang terjadi sebaliknya?”, untuk memahami hal ini kita harus mengingat bahwa yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita adalah Allah Swt.
Terkadang Allah Swt. tidak mengabulkan doa atau mewujudkan ekspektasi kita bukan karena kita tidak pantas atau kurang dalam berusaha. Namun, bisa jadi apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah, dan apa yang menurut kita buruk belum tentu buruk menurut Allah. Karena, pengetahuan manusia sangatlah terbatas, sedangkan pengetahuan Allah Swt. tiada batas.
Jadi, kesimpulannya adalah, tetap tanamkan keyakinan positif yang kuat dalam diri kita, jangan lupa diiringi juga dengan usaha dan doa yang maksimal. Selalu yakin bahwa Allah Swt. akan menakdirkan yang terbaik untuk kita. Aamiin. []Hanum Salsabila Mahasantri Angkatan 6 PRM.










