almuhtada.org – Belakangan ini istilah self love atau mencintai diri sendiri menjadi salah satu topik yang ramai dibicarakan, terutama di kalangan remaja atau anak muda zaman sekarang.
Kita sering menjumpai berbagai kutipan di media sosial yang mengajak satu sama lain untuk menerima kekurangan, menghargai diri sendiri, dan berani berkata “tidak” pada hal yang sekiranya merugikan dan tidak memiliki sisi positif bagi kita pribadi.
Fenomena ini sebenarnya merupakan tanda baik. Masyarakat, khususnya generasi muda seperti kita, mulai sadar betapa pentingnya kesehatan mental dan keberanian untuk menempatkan diri sendiri sebagai prioritas. Namun, apakah self love selalu berdampak positif?
Jawabannya tidak selalu ya teman – teman , jika dipahami secara keliru, self love justru bisa membuat seseorang cenderung bersifat egois dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja tanpa memikirkan orang lain atas hal yang dia lakukan.
Self love pada dasarnya penting karena hal tersebut menjadi fondasi kita dalam bentuk kesehatan mental. Dengan mencintai diri sendiri, seseorang tidak akan mudah merasa rendah diri dan insecure hanya karena gagal sekali atau membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Self love membuat kita lebih berani mencoba hal hal baru tanpa takut pandangan orang lain terhadap diri kita sendiri baik itu pandangan baik maupun buruk. Selain itu, self love mengajarkan kita untuk menjaga diri seperti istirahat yang cukup, makan dengan sehat dan teratur, serta memberi ruang untuk beristirahat dari kesibukan. Semua itu merupakan bentuk perhatian yang kita butuhkan terhadap diri sendiri.
Namun, dalam praktiknya banyak orang yang salah dalam memahami konsep dari istilah self love. Self love kadang dijadikan alasan untuk selalu mengikuti keinginan kita meskipun keinginan tersebut jauh dari konsep self love itu sendiri seperti menolak kritik dari orang lain karena merasa “aku hanya ingin menjadi diri sendiri”.
Padahal, kritik yang baik itu justru membangun kita menjadi lebih kuat dan lebih baik dari diri kita di versi sebelumnya. Jika self love diterjemahkan hanya sebatas memanjakan diri, hasilnya justru kontraproduktif
Self love itu perlu, tetapi jangan terlewat batas. Kita boleh banget menghargai diri sendiri, memberi waktu untuk refreshing dan healing dari berbagai beban yang ditanggung, atau berkata tidak pada hal yang membuat kita tertekan dan tidak bernilai positif sama sekali.
Namun, jangan sampai istilah self love dijadikan sebagai dalih untuk kita bermalas-malasan, menolak nasihat, atau bahkan mengabaikan orang lain.
Self love yang sehat adalah saat kita dapat menyayangi diri sendiri sekaligus menata hati dan pikiran untuk tetap peduli pada sekitar. Dengan begitu, hidup kita akan lebih nyaman, tenang tanpa perlu khawatir akan perkataan orang lain yang merendahkan diri kita [Hanum Aqilla Zehya R.]