Dimensi Kebersihan dalam Islam: Analisis Hadis dan Implementasinya dalam Kehidupan Modern

Remaja yang sedang menjaga kebersihan lingkungan (pinterest.com -almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam Islam, kebersihan tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan fisik semata, melainkan juga sebagai bagian integral dari keimanan dan ibadah. Rasulullah Muhammad ﷺ sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan, baik kebersihan diri, pakaian, maupun lingkungan sekitar.

Bahkan dalam salah satu hadis, beliau menyatakan bahwa “Kebersihan adalah sebagian dari iman,” sebuah pernyataan yang menegaskan bahwa kebersihan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam ajaran Islam.

Artikel ini akan mengulas secara lebih mendalam mengenai dimensi kebersihan dalam Islam dan bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan modern guna menciptakan masyarakat yang sehat dan harmonis.

Baca Juga:  Inilah Cara Sederhana Mengalahkan Nafsu yang Diam-Diam Mengendalikan Hidupmu

Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

وَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Q.S. Al-Baqarah (2:222)

Ayat ini menegaskan dua sifat yang sangat dicintai oleh Allah SWT:

  1. Orang-orang yang bertaubat (التَّوَّابِينَ)
    • Mereka yang sadar atas kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan, lalu dengan sungguh-sungguh kembali kepada Allah melalui taubat yang ikhlas dan penuh penyesalan. Taubat merupakan langkah penting dalam membersihkan hati dan jiwa dari noda dosa.
  2. Orang-orang yang mensucikan diri (المُتَطَهِّرِينَ)
    • Secara harfiah, kata mutathahhirin berarti orang-orang yang menjaga kebersihan dan kesucian diri. Ini bisa diartikan secara fisik, yaitu menjaga kebersihan tubuh dan pakaian, serta secara spiritual, yaitu menjaga kesucian hati dan perilaku.
Baca Juga:  Hati-Hati! Ini Bahaya Sering Meninggalkan Shalat Ashar

Dalam konteks Islam, kebersihan (taharah) bukan hanya soal fisik, melainkan juga terkait dengan kesucian hati dan jiwa. Ayat ini menegaskan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang selalu berusaha membersihkan diri dari kotoran lahir dan batin—baik melalui taubat maupun menjaga kebersihan.

Kebersihan tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan jasmani, tetapi juga membersihkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, dan kebencian.

Dalam kehidupan modern, prinsip kebersihan yang diajarkan Islam relevan dengan upaya menjaga kesehatan, mengatasi polusi, dan membangun masyarakat yang harmonis. Implementasi kebersihan dalam Islam meliputi berbagai aspek, mulai dari menjaga kebersihan tubuh, rumah, tempat ibadah, hingga menjaga kebersihan lingkungan sosial dan alam.

Dengan menerapkan ajaran ini, umat Muslim diharapkan dapat hidup sehat secara fisik dan spiritual serta berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga:  Taqwa adalah Sebaik-baiknya Bekal Hidup

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
الطُّهُورُ مِنَ الإِيمَانِ وَالإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ
“Kebersihan adalah sebagian dari iman, dan iman akan berada di surga.”
(HR. Tirmidzi)

Menjaga kebersihan dalam Islam bukan sekadar kewajiban ritual, melainkan juga cerminan keimanan dan bentuk penghormatan kepada Allah SWT.

Ajaran Islam yang menggabungkan kebersihan fisik dan spiritual mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga diri dan lingkungan dari segala bentuk kotoran dan penyakit, baik lahir maupun batin. Dengan menerapkan prinsip kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya kesehatan jasmani yang terjaga, tetapi juga tercipta suasana masyarakat yang harmonis dan penuh berkah.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan adalah tanggung jawab setiap Muslim sebagai wujud nyata dari iman dan kepedulian sosial. [Muhammad Farah Maftuch]

Related Posts

Latest Post