Tabayyun: Kunci Bijak Menghadapi Banjir Informasi dan Hoaks di Era Digital

Ilustrasi bersikap tabayyun terhadap informasi disekitar (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Di era modern ini, media dan teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Kemudahan akses informasi melalui internet, media sosial, televisi, dan radio memang luar biasa. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan besar: derasnya arus informasi yang belum tentu benar, atau yang kita kenal sebagai hoaks.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat sebanyak 1.923 konten hoaks tersebar di Indonesia sepanjang tahun 2024. Data ini dihimpun dari 1 Januari hingga 31 Desember 2024.

Hoaks ini bukan sekadar informasi salah; mereka dapat menyebabkan persepsi keliru, memicu kecemasan, stres, bahkan trauma psikologis. Dalam menghadapi realitas ini, sebuah konsep bernama “Tabayyun” menjadi sangat relevan.

Apa Itu Tabayyun?

Meskipun istilah Tabayyun sudah familiar di masyarakat, penelitian ilmiah dari perspektif psikologi mengenai konsep ini masih terbatas. Sebuah studi terbaru mendefinisikan Tabayyun sebagai: “Perilaku memeriksa, mengkritisi, dan mengklarifikasi informasi yang belum valid dan tidak terburu-buru menyebarkan informasi tersebut”. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan kebenaran informasi sebelum mempercayai atau membagikannya.

Empat Aspek Utama Tabayyun

Penelitian tersebut mengidentifikasi empat aspek psikologis penting yang membentuk Tabayyun:

  1. Berpikir Kritis: Ini adalah kemampuan untuk tidak mudah percaya, mencari pembenaran, dan menyaring informasi. Orang yang bertabayyun akan skeptis dan menganalisis informasi yang diterima.
  2. Kontrol Diri: Meliputi kemampuan untuk menahan diri, tidak langsung menyebarkan informasi, bersikap hati-hati, dan menunggu hingga kebenaran diketahui.
  3. Berpikiran Terbuka (Open-Minded): Aspek ini mendorong seseorang untuk menerima berbagai opini dan perspektif, serta bijaksana dalam mencerna informasi. Ini melibatkan pencarian solusi dan informasi tambahan untuk mengevaluasi setiap kemungkinan.
  4. Perilaku Mencari Informasi: Ini adalah dorongan untuk melakukan klarifikasi, menggali lebih dalam, dan bertanya kepada ahli atau sumber utama demi memverifikasi validitas informasi. Jika informasi terbukti salah, perilaku Tabayyun menuntut kita untuk diam dan tidak menyebarkannya.
Baca Juga:  Jaga Lima Perkara Ini Sebelum Lima Perkara

Karakteristik Pelaku Tabayyun

Orang yang mempraktikkan Tabayyun cenderung memiliki karakteristik seperti cermat, skeptis (tidak mudah percaya), kritis (menganalisis informasi), objektif (mencari fakta dan data), selektif (memilah informasi), teliti, dan bijaksana (tidak terburu-buru menyebar). Sebaliknya, individu yang enggan bertabayyun cenderung subjektif, acuh tak acuh, ceroboh, dan mudah percaya tanpa pemeriksaan.

Dengan memahami dan menerapkan Tabayyun, kita dapat menjadi pengguna informasi yang lebih bertanggung jawab, melindungi diri dan komunitas dari dampak negatif hoaks, serta berkontribusi pada lingkungan informasi yang lebih sehat dan terpercaya di era digital ini. [Khariztma Nuril Qolbi Barlanti]

Related Posts

Latest Post