Sarah, Istri Nabi Ibrahim AS yang Terkenal Teladan Kesabaran

Seorang wanita menghadap ke belakang yang menunggu penantian (pinterest.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Sarah yang dikenal sebagai istri pertama Nabi Ibrahim AS adalah seorang wanita yang berkelas dan penuh kesabaran. Ia berasal dari keluarga terhormat dan dalam beberapa riwayat juga diakui sebagai sepupu Nabi Ibrahim. Sarah adalah seorang wanita yang menarik, setia, dan religius, dan memiliki peran yang signifikan dalam mendampingi Nabi Ibrahim dalam misi dakwahnya yang penuh rintangan.

Sarah menikah dengan Nabi Ibrahim AS sebelum beliau mendapatkan wahyu sebagai seorang nabi. Keduanya menjalani kehidupan yang penuh cinta dan tantangan demi menegakkan ajaran tauhid di tengah masyarakat yang mengagungkan berhala. Dalam perjalanan dakwahnya, Sarah selalu mendukung Ibrahim, bahkan ketika harus meninggalkan tanah kelahiran dan berpindah ke berbagai lokasi, termasuk Palestina dan Mesir.

Namun, dalam kehidupan berumah tangga, Sarah menghadapi cobaan karena ia tidak kunjung mendapatkan anak meskipun sudah bertahun-tahun menikah. Walaupun demikian, ia tetap bersabar dan tidak merasakan cemburu, bahkan ketika Nabi Ibrahim menikahi Hajar, budak yang diberikan oleh Raja Mesir, dan dari Hajar lahir Ismail AS. Menyiratkan kepribadian yang luhur, Sarah tetap menjaga hubungan yang baik, meskipun ujian emosional tersebut adalah hal yang sangat berat.

Allah kemudian memberikan berita bahagia kepada Sarah di usia lanjut bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang akan menjadi nabi Ishaq. Kabar ini disampaikan oleh para malaikat yang tiba dalam bentuk tamu ketika berkunjung ke rumah Ibrahim. Sarah yang awalnya terkejut dan merasa tidak percaya, akhirnya menerima berita itu dengan penuh rasa syukur. Al-Qur’an mencatat momen ini dalam QS. Hud: 71:

Baca Juga:  Makna Mendalam “Jer Basuki Mawa Beya”: Usaha, Pengorbanan, dan Tawakal dalam Mencapai Keberhasilan menurut Islam.

وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌۭ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَـٰهَا بِإِسْحَـٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَـٰقَ يَعْقُوبَ

“Dan istrinya berdiri (di samping) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq, Ya’qub. ” (QS. Hud: 71)

Sarah menghembuskan napas terakhirnya dalam usia yang sangat tua dan dimakamkan di Hebron (Al-Khalil), Palestina. Hingga kini, lokasi pemakamannya diyakini berada di Gua Makhpela bersama Nabi Ibrahim AS. Warisan teladan Sarah adalah kesabaran, keteguhan hati, dan keikhlasan dalam menghadapi keputusan Allah. Ia merupakan simbol wanita shalihah yang patut dicontoh sepanjang masa. [Vika Rizky]

Related Posts

Latest Post