ALMUHTADA.ORG – Hidup di dunia ini tentunya tidak selalu mulus seperti jalan tol yang lurus dan sepi. Kadang seringkali kita mendapati sebuah tikungan tajam, tanjakan terjal, bahkan lubang dalam yang membuat diri kita tersandung dan juga membuat hati kita berdarah. Di saat itulah, jiwa kita senantiasa memohon kepada Allah Swt., mencari makna dalam air mata kita yang mengalir, dan seraya bertanya: “Ya Allah, mampukah aku ini menjalani semua ini?”
Namun, dalam berbagai kepungan duka dan juga sempitnya dada, Allah Swt. menurunkan sepucuk harapan dan pastinya sebuah surat cinta dalam bentuk ayat terakhir dari Quran Surat Al-Baqarah. Ayat tersebut bukan hanya sekadar lantunan indah di ketika kita ucap di lidah saja, melainkan jembatan kokoh yang menyambungkan dan sebagai sarana menautkan hati kita yang sedang rapuh kepada Allah Swt. yang Maha Kuat.
Allah Swt. berfirman dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat ke-286
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'”
Dari ayat diatas bahwasanya Allah Swt. meyakinkan kepada kita tidak ada satupun beban yang ditimpakan kepada kita, kecuali sesuai dengan daya yang telah ditakar oleh cintanya Allah Swt. Seperti halnya seorang ibu yang tidak akan pernah menyuruh anaknya mengangkat beban melebihi kekuatan yang ada pada diri anaknya menggunakan tangannya, begitulah juga sama halnya Allah Swt. dalam mendidik, kemudian membimbing, dan juga menguji hamba-Nya dengan penuh rasa cinta, penuh tahu apa yang terbaik, dan pastinya penuh hikmah dibaliknya atas semua ujian yang datang kepada kita.
Setiap ujian yang kita alami bukan hanya untuk menjatuhkan semangat dan iman kita saja, akan tetapi sebagai bentuk menguatkan harapan kita kepada Allah Swt. Setiap luka bukan untuk menyiksa, tapi untuk membuka ruang di hati kita agar lebih lapang dalam rangka meningkatkan ibadah qalbiyah kita. Dalam hidup di dunia, seringkali kita semua diuji dengan rasa kehilangan, kegagalan dalam ikhtiar kita, kekecewaan dalam sebuah harapan, bahkan sampai kesepian. Namun ayat diatas menjadi jaminan dari Allah Swt. bahwasanya semua ujian hidup itu hadir kepada kita bukan untuk menghancurkan semata, akan tetapi justru untuk mengeluarkan potensi yang mungkin selama ini tersembunyi dalam diamnya kita.
Kemudian setiap amal baik, sekecil apa pun, merupakan sejatinya milik dan akan kembali kepada diri kita sendiri. Tidak ada hal apapun yang sia-sia. Bahkan air mata yang mungkin jatuh dari diri kita dalam sepi pun tidak akan luput dari perhatian Allah Swt. Sebaliknya, setiap kesalahan yang mungkin kita lakukan dengan di sengaja ataupun tidak, maka akan kembali pada diri kita juga. Karena sesungguhnya hidup merupakan bahan timbangan kelak, dan Allah Swt. lah Hakim yang Maha Seadil-Adilnya dan juga Maha Lembut.
Setelah itu, dari lubuk hati paling dalam dari para hamba yang sadar betul akan kelemahannya, mengalirlah sebuah untaian doa yang manusiawi yaitu Ya Rabb, jangan Engkau hukum kami karena lupa atau salah. Kalimat tersebut merupakan pengakuan secara jujur dari dalam hati manusia yang sebenarnya tahu bahwa dirinya bukanlah sempurna secara sepenuhnya. Yang mungkin kadang khilaf, kadang dirinya merasa lupa, dan juga kadang tenggelam dalam niat baik yang salah arah. Dan Allah Swt.? sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segalanya bahwasanya kita sebagai manusia biasa hanyalah insan yang sedang belajar sepanjang hayat dan yang jatuh-bangun dalam mencari jalan pulang kepada-Nya.
Kadang kita sebagai seorang hamba merasa lelah dalam menghadapi berbagai macam ujian hidup yang datang, dan memohon kepada Allah Swt. agar kita tidak di pikulkan beban yang seberat umat-umat terdahulu. Sebab kita menyadari dan tahu dengan benar bahwa diri kita ini mudah rapuh. Kadang merasa kuat di luar saja, akan tetapi remuk di dalamnya. Maka Ya Allah Swt. ringankanlah beban hidup kita di dunia dan juga beban yang ada didalam batin kami.
Selanjutnya, perlu kita ketahui bersama bahwasanya ada tiga anak tangga menuju ridhanya Allah Swt. yaitu ampun-Nya atas segala dosa yang telah kita lakukan, kemudian maaf-Nya atas segala kekeliruan yang telah kita kerjakan, dan juga sayang dan rahmat-Nya kepada kita semua, maka sampai detik ini kita bisa bertahan di dunia ini yang penuh berbagai macam gelombang ujian yang datang menghampiri diri kita ini. Kalimat diatas merupakan suara hati yang kembali kepada diri kita seperti halnya seorang anak kecil yang tahu dirinya salah, akan tetapi tetap memohon dan juga berharap mendapatkan kembali dekapan kasih sayang dari Ibunya. Begitu pun dengan diri kita, ya Allah karena kita tahu kita banyak sekali melakukan salah, akan tetapi kita tetap datang kepada-Mu karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Engkaulah Pelindung kita. Dalam dunia yang sudah terasa asing ini, hanya Engkaulah yang menjadi tempat kita menyandarkan segala sesuatu. Di tengah banyaknya godaan kehidupan duniawi, kemudian fitnah zaman, dan juga ujian hidup yang hampir membuat diri kita menjadi putus asa, maka kita senantiasa mohon kemenangan dari-Mu Ya Allah. Bukan hanya kemenangan dari musuh lahiriah saja, akan tetapi dari musuh terbesar kita yaitu nafsu dan juga syahwat kita sendiri.
Di zaman sekarang kini bukan hanya penuh dengan berbagai macam tekanan fisik semata, akan tetapi juga tekanan batin. Dimana kita hidup di tengah-tengah tekanan sosial media, masalah akademik, kesepian yang membuat hidup kita kehilangan arah dan tujuan, serta ketidakpastian akan kehidupan di masa depan. Banyak mungkin dari diri kita merasa down di tengah-tengah kehidupan dunia yang menuntut untuk hidup sempurna di sosial media.
Namun dengan kita berpegang teguh pada ayat ini mengajak diri dan juga hati kita kembali, bahwasanya Allah Swt. tidak pernah tidur dan juga tidak pernah lengah sedikitpun. Karena sesungguhnya mengetahui setiap tangisan yang tidak pernah kita tumpahkan dan kita tahap selama ini. Allah Swt. juga mengetahui luka di dalam hati kita yang tidak pernah kita ceritakan kepada siapapun. Maka ayat 285 dalam Surat Al-Baqarah ini menjadi kompas jiwa dan hidup di dunia untuk tidak senantiasa menyerah, akan tetapi bertahan dan juga terus berdoa memohon kepada-Nya.
Hidup sejatinya merupakan ujian. Dan ujian bukanlah sebuah bentuk hukuman dari Allah Swt. melainkan sebuah bentuk cinta nyata dari Allah Swt. kepada para hamba-Nya. Seperti api yang membakar untuk menguji kemurnian sebuah emas, Air hujan yang mendewasakan sebuah akar pohon, begitupun dengan ujian hidup yang mendewasakan iman kita kepada-Nya.
Apabila diri kita merasa berat saat menghadapi berbagai macam ujian hidup, maka ayat 286 Surat Al-Baqarah senantiasa menjadi pelita yang tidak akan pernah padam, bahwa sesungguhnya diri kita tidak sendiri, akan tetapi Allah Swt. bersama kita. Dan perlu diingat bersama bahwasanya ayat ini bukan hanya sekadar ayat yang untuk kita baca saja, akan tetapi untuk diresapi, dirasakan dan juga diamalkan. Kita senantiasa mengucapkan doa ini dalam lisan dan hati kita saat hati kita merasa gentar dan juga saat langkah kita sedang goyah. Dan berserah dirilah kepada Allah Swt. dalam menuntun kita pulang ke pelukan-Nya.
Terakhir, perlu kita tanamkan dalam hati bahwa ujian hidup tidak akan pernah habis di dunia ini, akan tetapi Allah Swt. juga tidak akan pernah lelah dalam menolong kita. Jika kita merasa beban hidup kita terasa berat sekali, maka ingatlah 1 hal yaitu bukan karena Allah Swt. ingin menyaksikan diri kita menderita dalam ujian hidup yang kita alami, akan tetapi karena Allah Swt. ingin menjadikan diri dan hati kita menjadi kuat. [] Alfian Hidayat