Ternyata Ini Makna Ikhlas yang Tidak Terlihat tapi Menopang Segalanya

almuhtada.org –Ikhlas, satu kata yang  terdengar sederhana, tapi sebenarnya tidaklah mudah untuk dijalani. Seringkali saat mendapat musibah atau sesuatu yang tidak sesuai harapan kita selalu mendengar nasihat: “Harus ikhlas ya.”. Akan tetapi bagaimana caranya? Apakah ikhlas berarti pasrah begitu saja? Apakah ikhlas berarti tidak boleh merasa sakit? Apakah ikhlas tidak boleh merasa sedih?

Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata Bahasa Arab yaitu “Akhlasa” yang artinya memurnikan. Dalam konteks ibadah, ikhlas berarti melakukan segala sesuatu semata-mata karena Allah, tidak mengharap  imbalan, bukan karena ingin dipuji, dibalas, ataupun dikenang.

Imam al-Ghazali pernah berkata: “Ikhlas adalah ketika amal yang kamu lakukan tersembunyi dari manusia, sebagaimana dosa-dosamu kamu sembunyikan.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa arti ikhlas itu tidak pamer.

Banyak orang keliru mengira bahwa jika kita ikhlas, kita tidak akan merasa sakit dan sedih. Padahal, ikhlas tidak akan menghilangkan rasa manusiawi. Nabi Muhammad SAW pun menangis saat ditinggal orang yang beliau cintai. Tapi beliau tetap ikhlas menerima takdir Allah.

Ikhlas bukan berarti kita menekan perasaan. Tapi bagaimana kita belajar menerima perasaan itu, lalu tetap berjalan dan melanjutkan kehidupan tanpa berlarut-larut dalam kesedihan.

Salah satu bentuk ikhlas paling berat adalah memaafkan, memberi tanpa dipuji, atau tetap berbuat baik meski tidak dihargai. Ketika kita menolong orang, lalu dia tidak berterima kasih, kita merasa kesal, itu wajar. Tapi, sebenarnya saat itu juga kita sedang diuji: “Apakah kita memberi karena Allah, atau karena ingin dianggap baik?”

Baca Juga:  Kurban dan Haji Telah Usai, Spirit Ibadah Harus Tetap Terjaga

Ikhlas adalah ketika kita memberi karena Allah bukan karena ingin dilihat oleh orang lain. Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan beberapa langkah kecil seperti meluruskan niat meluruskan niat setiap hari, jangan tergantung pada pujian, beramal diam-diam seperti sedekah tanpa nama, atau berdo’a untuk orang lain tanpa mereka tahu, dan selalu mengingat bahwa balasan dari Allah tidak pernah salah alamat. [Rani Alfina Rohmah]

Related Posts

Latest Post