Almuhtada.org – Saat ini, sifat jujur sudah jarang dijumpai. Banyak orang mulai meninggalkan kejujuran.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah persaingan global yang semakin ketat.
Di era ini, berbagai cara sering digunakan demi mencapai tujuan. Cara yang tidak jujur pun sering dipilih.
Ketidakjujuran kini bisa ditemukan di banyak tempat. Salah satu contohnya terjadi saat ujian.
Banyak siswa memilih menyontek. Hal ini dilakukan agar nilai tinggi bisa didapatkan.
Perkembangan teknologi juga turut memengaruhi. Informasi bisa diakses dengan sangat cepat. Namun, hal itu juga mempermudah kecurangan.
Materi pelajaran kini dirasa makin sulit. Karena itu, siswa lebih mudah tergoda untuk curang.
Nilai sering dijadikan tolok ukur keberhasilan. Maka kejujuran mulai dikesampingkan.
Tak hanya siswa, orang dewasa pun terdampak. Di dunia kerja, ketidakjujuran juga ditemukan.
Karyawan bisa memanipulasi laporan. Pedagang bisa menipu pelanggan. Bahkan pejabat pun bisa berlaku curang.
Kejujuran seolah tidak lagi dianggap penting. Padahal dalam Islam, kejujuran sangat dijunjung tinggi. Rasulullah SAW telah memberi peringatan.
Dalam hadisnya disebutkan, “Katakanlah yang benar meskipun itu pahit.” Artinya, kejujuran harus tetap dijaga. Bahkan jika kejujuran itu membawa risiko.
Beberapa keutamaan dari kejujuran telah dijelaskan dalam Islam.
Pertama, orang jujur akan dijauhkan dari sifat munafik. Dalam hadis disebutkan, ciri orang munafik ada tiga.
Yaitu berdusta saat berbicara, ingkar janji, dan berkhianat saat diberi amanah.
Oleh karena itu, kejujuran bisa menjadi pelindung dari sifat-sifat itu.
Kedua, kejujuran mendatangkan pahala.
Dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 35 disebutkan bahwa orang jujur akan diberi ampunan.
Pahala besar juga disiapkan oleh Allah. Baik laki-laki maupun perempuan, semua akan diberi balasan atas kejujuran mereka.
Ketiga, kejujuran mendatangkan keberkahan.
Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dijelaskan. Jika penjual dan pembeli berlaku jujur, maka keberkahan akan diberikan.
Namun jika keduanya saling menipu, maka keberkahan akan dicabut.
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan. Kejujuran membawa banyak manfaat.
Tidak hanya untuk akhirat, tapi juga untuk dunia. Orang jujur akan dipercaya. Hubungan sosial akan menjadi lebih baik. Rezeki pun akan diberkahi.
Sebaliknya, ketidakjujuran membawa kerugian. Hati akan gelisah. Hubungan dengan orang lain akan rusak. Rezeki pun tidak akan diberkahi.
Karena itu, sifat jujur harus terus dijaga. Kejujuran perlu ditanamkan sejak dini.
Orang tua harus memberikan contoh. Guru harus memberi bimbingan. Lingkungan juga harus mendukung. Semoga kita semua bisa menjaga kejujuran.
Meskipun sulit, kejujuran tetap harus dipilih. Karena hanya dengan kejujuran, hidup bisa dijalani dengan tenang.[]Muhammad Khoirul Anwar