Capek? Bertahanlah! Dunia Memang Tempatnya Capek

Gambar Ilustrasi Orang yang sedang Capek (pexels.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Manusia mana di dunia ini yang tidak pernah merasa lelah? Semua orang pasti merasakan lelah, dan kita semua mungkin adalah satu persennya.

Kita mungkin lelah karena tugas-tugas kuliah menumpuk, lelah karena aktivitas pondok atau organisasi berjalan tanpa jeda, lelah karena hidup terasa seperti terus berjalan tanpa akhir. Bangun pagi, terburu-buru ke kelas, mencoba fokus meskipun hati kacau, dikejar deadline, pulang dengan badan lemas, lalu kembali ke aktivitas malam hari. Bahkan, waktu untuk sekadar bernapas pun terasa sempit.

Dan seringkali, di tengah sesaknya nafas tersebutt, kita mungkin bertanya-tanya pada diri sendiri, “Untuk apa semua ini? Kenapa kita harus seberat ini menjalani hari-hari?”

Tenang, pikiran seperti itu banyak juga dialami orang-orang yang sama-sama sedang berjuang. Dan tidak apa-apa merasa lelah karena itu menjadi tanda bahwa kita sedang berjuang. Justru jika kita tidak pernah merasa lelah, mungkin kita sedang tidak ke mana-mana.

Satu hal yang harus kita pahami dalam-dalam adalah bahwa dunia ini memang tempatnya capek, tempatnya ujian, tempatnya perjuangan. Terbukti dari firman Allah di dalam Al-Quran yang artinya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Kita tidak sedang hidup di surga namun kita hidup di dunia penuh fitnah ini. Maka jangan berharap hidup akan selalu tenang dan tanpa beban. Bahkan Rasulullah yang merupakan kekasih Allah dan juga manusia terbaik pun merasakan beratnya kehidupan dunia.

Baca Juga:  5 Tips Selamat Dunia dan Akhirat

Beliau berdakwah kesana kemari ditolak, dihina, dilempari batu, dicaci, kelaparan, kehilangan orang-orang tercinta. Tapi beliau tidak menyerah.

Karena beliau tahu bahwa semua ini ada ujungnya, yaitu surga yang telah Allah sediakan bagi orang-orang yang berjuang.

Sama seperti nabi yang berjuang untuk menyebarkan ajaran agama islam, kita pun berjuang untuk menuntut ilmu. Dan tentu saja, menuntut ilmu itu capek.

Tapi bukankah lelah karena ilmu adalah lelah yang paling mulia? Rasulullah bersabda:

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Setiap langkah kita menuju kelas, setiap jam yang kita habiskan membaca dan menulis, setiap perjuangan kita menahan kantuk ketika mendengarkan guru menjelaskan, semua itu bukan sia-sia.

Itu semua adalah bukti cinta kepada ilmu, bukti bahwa kita sedang berjuang dan berusaha.

Namun kita seringkali terlena. Kita terlalu sering melupakan bahwa kita belajar bukan hanya untuk nilai, bukan hanya untuk ijazah, bukan hanya untuk pekerjaan dunia.

Kita belajar untuk mempersiapkan diri menjadi hamba yang lebih paham, lebih kuat, lebih bermanfaat.

Kita sedang menyiapkan bekal untuk akhirat, kita sedang memperjuangkan surga, tempat di mana tidak ada tugas, tidak ada tekanan, tidak ada air mata yang ada hanyalah kedamaian, cinta Allah, dan perjumpaan denganNya.

Maka jangan biarkan dunia membuat kita merasa gagal hanya karena kita lelah. Justru kelelahan hari ini bisa menjadi tiket ke surga, asalkan kita tidak memutuskan untuk menyerah.

Baca Juga:  Menguatkan Iman di Tengah Godaan Syaitan dengan Memohon Perlindungan

Capek itu diperbolehkan, yang dilarang adalah berhenti dan menyerah.

Menangis juga tidak dilarang, maka menangislah kalau memang butuh menangis. Tapi jangan memutuskan untuk berhenti melangkah.

Jika kita merasa belum sehebat orang lain, selama kita terus mencoba, kita adalah pemenang karena bertahan adalah sebuah keberanian dan bentuk tanggung jawab kepada Allah.

Yang Allah lihat adalah usaha kita, bukan hasil sempurna kita. Allah tidak menuntut kita jadi manusia serba bisa, tak pernah salah nan sempurna

Allah hanya ingin kita tetap di jalanNya, walau harus tertatih, walau harus terseok-seok, walau sering jatuh bangun.

Maka, jangan berhenti berbuat baik, jangan berhenti untuk menccoba istiqomah, dan memilih menyerah karena surga terlalu indah untuk ditinggalkan. (Pranita Wulan Andini)

 

Related Posts

Latest Post