Almuhtada.org – Manusia selalu memiliki tujuan dan keinginan dalam hidupnya, tapi tak jarang untuk mencapai hal tersebut langkah kita selalu dihentikan dengan yang namanya kegagalan. Misalnya saat duduk dibangku sekolah kita memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai yang bagus, peringkat yang baik dan prestasi yang banyak.
Tapi adakalanya untuk memenuhi tujuan tersebut kita dihadapkan pada kegagalan. Gagal memahami materi dengan baik, gagal mendapatkan peringkat tertinggi, gagal masuk sekolah favorit, gagal masuk universitas, gagal dalam perlombaan dan kegagalan lainnya.
Sering kali kegagalan dianggap sebagai suatu stigma yang negatif, beberapa orang masih beranggapan bahwa ketika seseorang gagal dalam tujuannya maka ia dianggap bodoh dan tidak bisa memaksimalkan strategi yang ada. Khususnya pada dunia pendidikan, dimana siswa yang gagal dalam pembelajarannya dianggap bodoh dan tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Padahal kegagalan itu adalah salah satu proses pembelajaran loh! Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kegagalan dan kita tidak bisa langsung mencap negatif terhadap proses yang dijalani seseorang.
Apalagi jika posisi kita sebagai seorang pendidik dan guru, maka tidak baik jika kita memiliki padangan yang negatif terhadap proses belajar siswa. Justru kita malah harus mengevaluasi bagaimana pembelajaran yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh setiap siswa.
Seorang guru harus pandai dalam memahami karakter siswanya, terutama bagaimana cara mereka dalam berproses dan belajar. Untuk itu kita bisa mempelajari salah satu karakter anime yang ikonik dari serial ”Assassination Classroom” yaitu Koro Sensei. Karakter Koro Sensei merupakan representasi seorang guru yang selalu ingin belajar dan memahami murid-muridnya.
Koro Sensei sendiri divisualisasikan sebagai monster berwujud gurita berwarna kuning dengan seragam mengajarnya yang khas. Suatu hari ia ditempatkan di SMP Kunigigaoka untuk mengajar kelas 3-E. Uniknya kelas 3-E ini merupakan kelas buangan yang berisi siswa siswi yang gagal.
Latar belakang gagalnya siswa siswi tersebut juga bermacam-macam, ada yang gagal karena nilainya kurang, ada yang gagal karena kalah dalam perlombaan, ada juga yang dianggap gagal karena tidak mampu mengikuti peraturan dengan benar dan lain sebagainya.
Intinya di dalam kelas 3-E ini berisi anak-anak nakal, dan kelas tersebut pun dianggap aib sampai pihak sekolah menempatkan kelas tersebut terpisah sangat jauh dari bangunan sekolah utama.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Koro Sensei dalam mengajar anak didiknya, terutama dalam membangun motivasi mereka untuk belajar lagi. Perlahan tapi pasti Koro Sensei berhasil membangun kepercayaan mereka, walaupun awalnya mendapat respon acuh tak acuh saat pembelajaran.
Koro Sensei menerapkan pendekatan personal untuk memahami setiap muridnya, bahkaan dalam salah satu adegan ia mencoba memahami salah satu muridnya yang selalu merasa rendah diri yaitu Nagisa Shiota. Untuk membangun kepercayaan diri muridnya itu Koro Sensei mencoba memupuknya dengan dukungan emosional. Hal tersebut terbukti mampu meningkatkan kepercayaan diri Nagisa.
Beberapa adegan dalam anime juga menunjukkan treatment yang ditunjukkan Koro Sensei terhadap murid-muridnya menggunakan berbagai startegi yang berbeda tergantung karakter dan kelebihan yang dimiliki murid tersebut.
Salah satu sifat yang paling berkesan dari karakter Koro Sensei adalah saat ia memberikan ruang gagal bagi murid-muridnya. Koro Sensei memberikan pemahaman bahwa kegagalan merupakan bagian dari pembelajaran dan kegagalan juga merupakan peluang bagi mereka untuk terus tumbuh.
Dari sifatnya ini membuat Koro Sensei menjadi guru yang mampu menciptakan lingkungan kelas yang bebas dari stigma negatif kegagalan, ia memberikan ruang, membangun dan menghargai usaha dan proses murid-muridnya.
Karakter baik yang ditunjukkan Koro Sensei membuat murid-muridnya kembali yakin lagi dengan kemampuan mereka. Hal ini terbukti saat mereka dewasa mereka mampu menjadi manusia yang berhasil di masa depan. Bahkan, salah satu muridnya ada yang menjadi guru melanjutkan perjuangan Koro Sensei.
Nah dari karakter Koro Sensei kita bisa belajar banyak hal bukan? Terutama tentang cara kita dalam memahami suatu kegagalan. Kalau kalian penasaran dengan Koro Sensei bisa tonton animenya ya!
“In a growth mindset, failure is an opportunity for growth, not a sign of unintelligence.” (Carol S. Dweck – dalam bukunya berjudul Mindset)
[Andhika Putri Maulani]