Almuhtada.org – Seseorang yang hidup didunia pasti pernah merasakan lelah dan bahkan hampir menyerah. Mungkin awal dari kelelahan itu berasal dari fisik kita, namun berjalannya waktu lelah itu terbuat kembali oleh pikiran kita yang dihantu akan kelelahan itu, hingga kemudian kelelahan itu bisa menyalur dan berefek sampai ke psikologis.
Kita sebagai umat Islam pun tak luput atas sebuah rasa lelah. Namun perlu kita ketahui, kelelahan yang mungkin kita rasa sangatlah berat terkadang belum sebanding dengan kelelahan mereka di luaran sana yang bungkam tanpa suara.
Perlu kita ingat, utusan Allah para nabi dan rasul dalam berjihad untuk agama Allah, bukanlah tanpa cobaan, cacian, hinaan, yang tentunya membuat lelah. Namun apakah para Nabi dan Rasul-Nya menyerah? Its okay kita bukan Nabi dan Rasul yang memiliki ketaatan tinggi terhadap-Nya, tapi bukankah kita dianjurkan untuk meneladani sifat-sifat beliau?
Lain dari itu, Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, dimana rahmat Allah mengalir untuk seorang hamba yang mau mendekat pada-Nya. Bahkan ketika kita datang saat butuh saja, Allah masih menerima kita. Dalam firman-Nya Q.S Ad-Dhuha ayat 3, Allah Subhanahu wataala Allah mengatakan;
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
Mā wadda‘aka rabbuka wa mā qalā.
Yang artinya: “Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.”
Dari ayat ini, kita diberi tahu oleh Allah bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya dan tidak pernah pula membenci hamba-Nya. Perlu ingat, bahkan sekalipun hamba-Nya adalah seorang pendosa, Allah maha pemaaf yang selalu memaafkan hamba-Nya.
Lain dari itu, kita semua tahu kalau ada orang yang mau mendekat dengan Allah, maka dalam kehidupannya baik dalam keadaan suka maupun duka tak akan berpengaruh pada hidupnya, karena yang paling tinggi adalah kedekatan dengan Allah subhanahu wataala. Jadi meskipun kaya materi saat di dunia tak lalu membuat sombong atas harta. Kita bisa lihat Abdurrahman bin auf, Utsman bin affan, meskipun sudah kaya atau bahkan meskipun sudah menjadi raja, beliau-beliau tetap sholat malam, tetap mengkhatamkan Al-Qur’an, karena ingin dekat pada pencipta-Nya, Allah Subhanahu wata’ala.
Adapun ketika kita merasa lelah didunia, ingatlah ketika kita lelah akan kebaikan, maka sungguh lelah itu akan hilang dan kebaikan itu akan bernilai pahala. Sebaliknya, jika kita lelah akan maksiat, maka sungguh lelah itu akan hilang dan maksiat itu akan dipertanggungjawabkan. Allah Subhanahu wataala berfirman dalam Q.S Ad-Dhuha ayat 4;
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā.
Yang artinya:
“Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia).”
Dari ayat tersebut, Ustadz Adi Hidayat menafsirkan, “Allah berkata pada nabi kita, Wahai Muhammad saya bersumpah kepadamu, yakinkan pada jiwamu, bahwa kehidupan akhirat itu lebih enak atau lebih baik dari pada kehidupan dunia yang fana sekarang ini. Jika kamu sedang capek, lelah, tertimpa musibah, maka bersabarlah, semuanya akan hilang, karena kehidupan dunia itu fana.”
“Memang dunia itu tempat kita untuk berlelah-lelah. Kerja tempatnya di dunia, salat di dunia, beramal didunia. Lalu mengapa kita harus mengerjakannya? Tentu supaya kita dapat memiliki bekal untuk pulang ke akhirat. Kata Allah Subhanahu wataala, nanti kalau sudah pulang, semuanya akan hilang. Jadi capek didunia itu cuma sebentar.”
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
Wa lasaufa yu‘ṭīka rabbuka fa tarḍā.
Yang artinya: “Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida.”
Dari ayat tersebut, Ustadz Adi Hidayat menafsirkan, dunia tempat kita untuk berlelah-lelah, namun dari sekian kali pertanyaan di alam sebelum dunia, kita telah memilih untuk hidup. Maka nikmati saja kehidupan didunia, cobalah untuk selalu ridha dan niatkan karena Allah dalam setiap kegiatan. Insyaallah jika kita ridha akan setiap apa-apa yang datang pada kita, maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita kelak diakhirat.
Dari hal tersebut, kita bisa membiasakan ketika setiap akan bekerja, belajar, atau melakukan hal positif lainnya, bacalah basmalah dan berniatlah karena Allah dalam mengawalinya. Insyaallah jika kita niatkan karena Allah, maka akan bernilai pahala dari setiap tetes keringat kita. Wallahu a’lam bissawab. Semoga bermanfaat. [Rosi Daruniah].