Inilah Bahaya Fenomena Brain Rot di Kalangan Anak Muda

Kecanduan media sosial (freepik.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Era digital seperti sekarang ini konsumsi konten online telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi anak muda. Namun, di balik kemudahan akses informasi muncul fenomena yang mengkhawatirkan yakni brain rot.

Istilah ini merujuk pada penurunan kemampuan mental akibat konsumsi konten berkualitas rendah secara berlebihan. Fenomena ini semakin banyak terjadi, tetapi sering kali tidak disadari dampaknya terhadap kesehatan kognitif dan produktivitas seseorang.

Brain rot atau “pembusukan otak” adalah kondisi di mana kemampuan kognitif seseorang menurun akibat terlalu sering mengonsumsi konten digital yang dangkal, tidak bermanfaat, atau hanya bersifat hiburan tanpa nilai edukatif.

Konten semacam ini sering kali bersifat repetitif dan adiktif, sehingga membuat otak terbiasa dengan pola konsumsi pasif. Akibatnya, seseorang menjadi sulit fokus, kehilangan daya ingat yang tajam, dan kurang mampu berpikir kritis.

Anak muda yang mengalami brain rot umumnya menunjukkan beberapa gejala, antara lain:

1. Penurunan kemampuan kognitif

Brain rot menyebabkan menurunnya daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan berpikir kritis. Seseorang yang terlalu sering mengonsumsi konten ringan tanpa tantangan intelektual akan kesulitan memahami informasi yang lebih kompleks.

2. Penurunan produktivitas

Konsumsi konten receh secara berlebihan membuat seseorang lebih mudah terdistraksi dan sulit menyelesaikan tugas-tugas penting. Akibatnya, pekerjaan atau tugas akademik menjadi terbengkalai.

3. Perasaan lesu dan tidak termotivasi

Baca Juga:  Indahnya Akhlak sebagai Perhiasan Abadi Seorang Muslim

Otak yang terbiasa dengan hiburan instan dari media sosial atau video pendek cenderung kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas yang memerlukan usaha lebih, seperti membaca buku atau belajar keterampilan baru.

Fenomena brain rot sebagian besar disebabkan oleh konsumsi konten digital yang tidak berkualitas. Misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam menonton video pendek tanpa nilai edukatif, menggulir media sosial tanpa tujuan, atau bermain game secara berlebihan tanpa keseimbangan dengan aktivitas lain.

Konten-konten ini sering kali dirancang untuk menarik perhatian dalam waktu singkat, sehingga otak terbiasa dengan stimulasi instan dan kehilangan kemampuan untuk berpikir mendalam.

Untuk menghindari brain rot, anak muda perlu lebih selektif dalam memilih konten yang dikonsumsi. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti mengurangi konsumsi konten receh dan dan alihkan waktu ke aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku atau mengikuti kursus daring.

Kemudian menerapkan batas waktu penggunaan media sosial agar tidak terjebak dalam konsumsi konten yang berlebihan, melatih otak dengan aktivitas yang merangsang kognitif seperti belajar bahasa baru, atau berdiskusi tentang topik yang menantang, serta dengan menjaga pola tidur yang baik dan rutin berolahraga.

Brain rot adalah ancaman nyata bagi anak muda di era digital. Tanpa disadari, konsumsi konten berkualitas rendah secara terus-menerus dapat merusak kemampuan berpikir dan produktivitas.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih dan mengatur konsumsi media agar tetap menjaga kesehatan mental dan kognitif kita di tengah derasnya arus informasi digital. [] SHOLIHUL ABIDIN

Baca Juga:  Waspada, Brain Rot merusak otakmu!

Related Posts

Latest Post