Mengapa Manusia Cenderung Suka Untuk Merendahkan Manusia Lainnya?

(freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sebagian orang tampaknya memiliki kecenderungan untuk merendahkan orang lain? Fenomena ini bukan hanya perilaku sosial yang sering terjadi, tetapi juga memiliki akar psikologis yang menarik.

Pada intinya, tindakan merendahkan orang lain sering kali mencerminkan kebutuhan manusia untuk melindungi ego dan harga diri melalui apa yang disebut sebagai self-defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri.

Sebagai makhluk sosial, manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Dalam psikologi, ini disebut sebagai perbandingan sosial, yaitu proses di mana seseorang menilai dirinya bukan hanya berdasarkan apa yang ia capai atau miliki, tetapi juga melalui posisi dirinya dibandingkan dengan orang lain.

Baca Juga:  Tariq Bin Zayid Sang Penakluk Andalusia

Ketika seseorang merasa berada di posisi yang kurang unggul atau inferior dibandingkan lingkungannya, muncul kebutuhan untuk memperbaiki posisi itu bukan dengan upaya membangun diri, tetapi dengan cara lebih mudah yakni dengan merendahkan orang lain.

Mengapa ini terjadi? Ketika seseorang merasa terancam oleh keberhasilan atau kelebihan orang lain, salah satu respons psikologis yang muncul adalah mencari kekurangan orang tersebut. Dengan menonjolkan kekurangan itu, seseorang menciptakan ilusi bahwa dirinya lebih baik.

Misalnya, di tempat kerja, kita sering melihat seseorang yang gemar mengkritik atau menjatuhkan rekan kerja hanya untuk terlihat lebih kompeten di hadapan atasan. Di media sosial, fenomena ini lebih terang-terangan, di mana komentar negatif sering kali muncul dari rasa iri terhadap pencapaian yang dibagikan orang lain.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tindakan merendahkan orang lain lebih sering mencerminkan rasa insecure atau ketidakamanan dalam diri pelakunya daripada keunggulan mereka. Orang yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri biasanya tidak memiliki kebutuhan untuk menjatuhkan orang lain.

Sebaliknya, mereka yang merasa terancam oleh kelebihan orang lain justru cenderung menggunakan perendahan sebagai mekanisme perlindungan untuk melindungi ego mereka. Dengan menyerang orang lain, mereka menciptakan rasa superioritas palsu yang sayangnya hanya bersifat sementara.

Perilaku ini juga sering kali mengorbankan hubungan sosial. Orang yang gemar merendahkan orang lain cenderung kehilangan rasa hormat dari lingkungannya dalam jangka panjang. Di sisi lain, jika kita memahami akar psikologis dari perilaku ini, kita dapat meresponsnya dengan lebih bijaksana. Ketika seseorang merendahkan kita, penting untuk mengingat bahwa tindakan tersebut seringkali lebih tentang kelemahan mereka daripada kekurangan kita.

Alih-alih terjebak dalam pola perbandingan sosial yang tidak sehat, kita dapat memilih untuk fokus pada pengembangan diri. Menghargai kelebihan orang lain dan bersyukur atas apa yang kita miliki adalah cara yang lebih sehat untuk menjaga harga diri.

Pada akhirnya, hubungan sosial yang harmonis dan lingkungan yang saling mendukung hanya dapat tercipta jika kita berusaha memahami orang lain dan tidak merasa terancam oleh pencapaian mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi individu yang lebih bijaksana, tetapi juga membangun komunitas yang lebih positif dan penuh empati.[]Sholikhul Abidin

Baca Juga:  Rahasia Kehancuran Kaum Tsamud yang Terungkap dalam Al-Qur'an: Ada Pesan Penting yang diabaikan & Peringatan dari Masa Lalu untuk Hari Ini!

 

 

Related Posts

Latest Post