almuhtada.org – Ain merupakan suatu penyakit hati yang disebabkan oleh pandangan mata yang iri dengki atau bisa disebabkan karena terlalu banyak mendapat pujian tanpa menyertakan nama allah. Sebagian orang mungkin ada yang tidak percaya akan adanya penyakit ain karena penyakit ini tidak ada dalam dunia medis, namum penyakit ini memang ada, dalam suatu Riwayat Rasulullah membenarkan adanya ain. “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (HR. Muslim No. 2188).
Penyakit ain ini tidak hanya dapat mengenai manusia, tetapi penyakit ain juga bisa mengenai benda mati. Para ulama juga mengatakan bahwa benda mati juga bisa terkena ain. Benda mati yang terkena ain bisa rusak atau hancur secara tiba-tiba, seperti harta benda. Maka dari itu berhati-hatilah jika kamu ingin memposting rumah, mobil, motor dan barang-barang mewah kamu, karena tidak semua pandangan mata menyukai apa yang kamu miliki,
Apabila kamu kagum atau tabjuk dengan sesuatu yang dimiliki orang lain maka ucapkanlah “ maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah”, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah al kahfi ayat 39 ketika masuk kedalam kebunnya dia mengucapkan “ maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah” sehingga kebunnya tidak tertimpa hal-hal yang tidak diinginkan.
Islam mengajarkan beberapa cara untuk mencegah terkena penyakit ain, salah satunya dengan berdoa kebaikan sesama manusia, meminta keselamatan dan perlindungan pada allah SWT. Rasulullah berkata:
“Jika seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya sesuatu hal yang menakjubkan, maka doakanlah keberkahan baginya, karena ain itu benar adanya.” (QS. An Nasa-i No.10872 dishahihkan Al Albani dalam Shahih An-Nasa-i).
Ain juga bisa dicegah dengan cara membaca dzikir pagi dan petang secara rutin, dan untuk menghilangkan penyakit ain pada seseorang atau suatu benda dapat dilakukan dengan cara ruqyah, membaca doa-doa yang shahih dan juga beberapa ayat yang ada dalam al-quran. Penting juga bagi kita untuk menjalin tali silahturahmi untuk mencegah adanya pandangan buruk iri dan dengki, semoga kita dijauhkan pandangan-pandangan buruk dan sifat iri dengki [ Nur Laila Fithriani].
Editor: Syukron Ma’mun
