Almuhtada.org – Pada zaman nabi musa, ada suatu peristiwa bahwa kaum nabi Musa berkhianat dengan menyembah patung anak sapi yang terbuat dari emas saat nabi musa sedang berada di bukit tursina. Dalam Al-Quran surat Thaha disebutkan bahwa yang mengawali adanya ide membuat patung tersebut adalah Samiri. Lalu, emas sebanyak itu untuk dibuat patung tersebut dari mana?
Apakah kalian ingat cerita mengenai nabi musa dan kaumnya yang dikejar oleh firaun dan pasukannya? Hal tersebut diceritakan dalam Al-Quran surat Asy-Syuara, yang mana sebelum menceritakan kaum fir’aun mulai mengejar terdapat ayat 57-58 menjelaskan bahwa kaum Fir’aun telah dikeluarkan oleh Allah dari seluruh taman-taman dan mata air yang mereka punyai untuk tujuan yang batil, juga dari harta kekayaan dan kedudukan yang mulia yang mereka dapatkan.
Jadi, dari kekayaan yang sebelumnya dimiliki oleh fir’aun diwariskan kepada bani israil sesuai dengan tafsir dari ayat selanjutnya yang menjelaskan bahwa pada akhirnya yang mewarisi kekayaan Fir’aun dan pengikutnya setelah semuanya binasa. Jadi, bani israil memiliki kekayaan yang banyak salah satunya adalah emas perhiasan.
Kembali lagi dalam surat Thaha juga dijelaskan mengapa kaum nabi musa merelakan semua emas perhiasan yang diwariskan? Dalam ayat 89 dijelaskan bahwa mereka mengakui bahwa yang dilakukan sangat salah, lalu mereka mengeluhkan bahwa hal tersebut bukan sepenuhnya kemauan mereka melainkan karena terlalu berat membawa beban berat ketika meninggalkan mesir dengan memakai perhiasan yang ditinggalkan kaum fir’aun yang telah tenggelam, kemudian mereka memasukkan perhiasan mereka ke dalam api seperti yang dilakukan oleh Samiri.
Jadi, ternyata patung anak sapi yang dibuat oleh samiri adalah emas dari perhiasan yang awalnya dimiliki oleh kaum Fir’aun yang ditenggelamkan oleh Allah selanjutnya diwariskan kepada Bani Israil. Karena kaum nabi Musa merasa terlalu berat membawa terus perhiasan tersebut, maka dimasukkanlah ke dalam api yang dibuat oleh Samiri yang selanjutnya dibuat menjadi patung anak sapi. [] Shofiyatul Afiyah