Apa Saja yang Menggerakkan Tingkah Laku Manusia dalam Perspektif Islam?

Manusia (Freepik.com - Al Muhtada.org)

Al Muhtada.org – Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki potensi fitri yang menjadi penggerak utama tingkah lakunya. Dalam Islam, penggerak ini memiliki peranan penting, setidaknya dalam dua hal, yakni mewarnai corak perilaku manusia dan menentukan makna serta nilai dari setiap perbuatannya. Dalam pandangan Islam, ada tiga penggerak utama yang menjadi dasar motivasi manusia dalam bertindak, yaitu fitrah, syahwah, dan hawa.

  1. Fitrah: Kejadian Dasar Manusia

Fitrah dalam bahasa Arab berarti belahan, kejadian, atau penciptaan. Dalam konteks manusia, fitrah merujuk pada keadaan bawaan atau potensi dasar sejak lahir. Fitrah ini membawa manusia pada kecenderungan untuk hanif, yaitu cenderung kepada kebenaran.

Ketika seseorang berbuat buruk, hakikatnya ia telah menentang suara fitrah dalam dirinya. Sebelum tindakan buruk itu dilakukan, manusia kerap merasakan konflik batin atau sebuah peperangan antara suara kebenaran dan dorongan untuk melakukan hal yang salah. Fitrah ini menjadi modal utama manusia untuk tetap berada di jalan yang benar jika terus dipelihara dan diasah.

  1. Syahwah: Dorongan Netral yang Perlu Diatur

Syahwah secara harfiah berarti menyukai atau menyenangi sesuatu. Syahwah merujuk pada keinginan nafsu terhadap berbagai objek duniawi yang disenangi manusia, seperti pasangan hidup, anak-anak, harta, kenyamanan, dan penghargaan diri.

Dalam Al-Qur’an, syahwah disebut sebagai sesuatu yang natural dalam diri manusia. Keinginan terhadap kepuasan seksual, kepemilikan materi, kenyamanan, dan harga diri adalah hal yang fitri. Namun, Islam menekankan bahwa syahwah harus dikelola secara moderat. Ketika manusia memperturutkan syahwah secara berlebihan, maka ia akan terjebak dalam perilaku yang tidak bermoral dan melampaui batas.

  1. Hawa: Kecenderungan Negatif yang Perlu Ditekan
Baca Juga:  Tips Menenangkan Hati dan Pikiran daam Islam

Berbeda dengan syahwah yang bersifat netral, hawa merujuk pada kecenderungan manusia untuk memenuhi syahwah secara negatif. Al-Qur’an memperingatkan bahwa orang yang memperturutkan hawa nafsunya akan mengalami kejatuhan, baik di dunia maupun di akhirat. Hawa menjadi penyebab manusia terjerumus dalam kemaksiatan jika tidak ditekan dan dikendalikan.

Dalam perspektif tasawuf, ketiga penggerak ini yaitu fitrah, syahwah, dan hawa adalah inti dari motivasi manusia dalam melakukan berbagai perbuatan. Persoalan utama adalah bagaimana menjaga suara kebenaran dari fitrah agar tetap terdengar nyaring, mengelola syahwah secara moderat, dan mengikis hawa nafsu yang negatif.

Tasawuf menawarkan pendekatan untuk membersihkan kecenderungan negatif dalam diri manusia. Jika hawa yang buruk berhasil ditekan, dan syahwah diarahkan dengan benar, maka fitrah akan berperan secara optimal. Hasilnya adalah tingkah laku manusia yang mencerminkan sifat-sifat kebaikan, yang pada akhirnya menuntunnya menjadi Insan Kamil, atau manusia paripurna.

Manusia memiliki potensi bawaan yang menjadi penggerak perilaku, baik menuju kebaikan maupun keburukan. Dalam Islam, ketiga penggerak ini harus dikelola dengan bijaksana. Fitrah sebagai suara kebenaran harus dipelihara, syahwah harus dikendalikan agar tidak melampaui batas, dan hawa nafsu yang negatif harus ditekan. Dengan cara ini, manusia dapat mencapai kesempurnaan akhlak dan menjadi insan yang diridhai Allah SWT.

Pengelolaan ini menjadi perhatian utama dalam tasawuf, yang membantu manusia menapaki jalan spiritual untuk mendekat kepada Tuhan sang pencipta. Semoga kita dapat mengelola fitrah, syahwah, dan hawa nafsu kita agar senantiasa berada di jalan yang benar. [] Sholikul Abidin

Baca Juga:  Filososfi Gagak : Cara Menjadi Mahluk Sosial yang Baik

Related Posts

Latest Post