FoMO: Apa dan Bagaimana Al-Qur’an Memandangnya?

FoMO (Canva - Al muhtada.org)

Almuhtada.org – Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) telah menjadi isu yang semakin menonjol di kalangan generasi muda, terutama di era digital saat ini. FoMO merujuk pada kecemasan yang muncul ketika seseorang merasa ketinggalan informasi atau pengalaman yang dianggap penting, sering kali disebabkan oleh penggunaan media sosial yang berlebihan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana pandangan Al-Qur’an dapat memberikan arahan dalam pendidikan mental dan menciptakan keseimbangan hidup bagi generasi muda Muslim.

Kecanduan media sosial yang dipicu oleh FoMO dapat berdampak negatif pada kesehatan mental generasi muda. Penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja mengalami gangguan emosional akibat tekanan untuk selalu terhubung dan diperhatikan di dunia maya. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018, menunjukkan bahwa sekitar 19 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dengan depresi menjadi salah satu masalah utama. Kecemasan ini sering kali muncul ketika individu membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang ditampilkan di media sosial.

Dalam menghadapi fenomena ini, Idris et al., (2023) memberikan beberapa langkah untuk membangun kebiasaan sehat dalam menggunakan media sosial:

  1. Fokus pada diri sendiri

Hindari kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, jadi syukurilah apa yang sudah kamu miliki.

  1. Membatasi penggunaan media sosial
Baca Juga:  Menjaga Hati di Era Digital: Tantangan dan Solusi dalam Perspektif Islam

Tetapkan waktu khusus untuk mengakses media sosial agar tidak berlebihan. Hal ini membantu kamu lebih fokus pada kegiatan di dunia nyata.

  1. Mencari koneksi nyata

Membangun hubungan interpersonal yang lebih dalam di dunia nyata. Interaksi langsung dengan keluarga dan teman memberikan kebahagiaan yang lebih mendalam dibandingkan sekadar berkomunikasi melalui media sosial.

  1. Meningkatkan harga diri

Mengedukasi diri tentang nilai-nilai positif dan kepercayaan diri. Apresiasi pencapaian kamu sekecil apa pun itu. Jangan jadikan validasi orang lain di media sosial sebagai tolak ukur kebahagiaanmu.

Al-Qur’an telah memberikan panduan yang relevan dalam menghadapi tantangan ini. Salah satu ayat yang dapat dijadikan rujukan adalah:

“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu” (QS. Al-Hujurat: 6).

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terburu-buru dalam menerima informasi, terutama dari sumber yang tidak terpercaya. Dalam konteks media sosial, hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran informasi palsu dan menjaga keharmonisan sosial.

FoMO merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi di era digital. Namun, dengan memahami dan menerapkan ajaran Al-Qur’an, kita dapat menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental. Media sosial bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Generasi muda Muslim memiliki peran penting untuk menjadi teladan dalam menciptakan budaya bermedia sosial yang sehat dan bernilai. [] Miftahudin

Baca Juga:  Mengatasi Fenomena FOMO di Kalangan Kaum Muslim: Tantangan dan Solusinya

Related Posts

Latest Post