Almuhtada.org – FOMO, atau Fear of Missing Out, merupakan fenomena psikologis yang mempengaruhi banyak orang, terutama di era digital saat ini. FOMO ditandai oleh rasa cemas atau kekhawatiran seseorang bahwa mereka akan ketinggalan sesuatu yang sedang terjadi atau populer, terutama yang disajikan melalui media sosial.
Fenomena ini dapat memberikan dampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang, serta mengubah perilaku konsumsi informasi. Pada kaum muda, FOMO seringkali mendorong mereka untuk terus-menerus memeriksa media sosial, mengukur popularitas mereka berdasarkan aktivitas dan peristiwa tertentu.
Hal ini bisa membuat seseorang merasa tertekan, tidak bernilai, atau merasa tidak berharga jika merasa tertinggal dari apa yang dianggap sebagai tren atau kegiatan yang “harus dilakukan.”
Fenomena FOMO tidak terbatas pada kehidupan sosial saja, tetapi juga dapat merambah ke dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan keagamaan.
Dalam lingkup Islam, FOMO dapat mendorong seseorang untuk merasa cemas ketika melihat orang lain terlibat dalam aktivitas keagamaan, seperti kajian agama, beribadah, atau terlibat dalam kegiatan kegamaan lainnya.
Tantangan FOMO di Kalangan Kaum Muslimin
- Pengaruh Media Sosial
Media sosial seringkali menjadi penyebab utama munculnya rasa takut ketinggalan di kalangan Muslim. Posting foto acara sosial, perjalanan libuarn, atau bahkan momen ibadah dapat membuat orang merasa seperti mereka melewatkan pengalaman seru atau kebersamaan yang spesial.
- Perbandingan dengan Sesama Muslim
Seringkali, kaum Muslim merasa tertekan karena membandingkan diri mereka dengan sesama Muslim lainnya. Misalnya, melihat cerita seseorang tentang pengalaman umrah atau haji dapat membuat mereka merasa kurang bernilai atau merasa seperti mereka belum mencapai pencapaian yang sama.
- Ketidakpastian dan Kecemasan
Perubahan cepat dalam berita dan isu-isu global dapat menciptakan rasa ketidakpastian dan kecemasan, yang menimbulkan dorongan untuk terus memantau perkembangan terkini.
Solusi Mengatasi FOMO di Kalangan Kaum Muslimin
- Muhasabah Diri
Pertama-tama, sangat penting bagi setiap orang untuk menyadari bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kehidupan sebenarnya. Kita harus memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan dan ujian masing-masing.
- Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Lebih penting kualitas dalam beribadah daripada sekadar banyaknya. Sebagai contoh, kita bisa merasakan kedekatan dengan Allah melalui ibadah pribadi tanpa harus membagikannya di media sosial, yang terpenting adalah makna spiritual dan keintiman pribadi yang kita dapatkan dari setiap momen, bukan seberapa sering kita memperlihatkannya kepada orang lain.
- Bersyukur dan Memanfaatkan Peluang
Kita harus senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah kita terima, seperti keberhasilan, kesehatan, dan kesempatan beribadah. Dengan bersyukur, kita dapat merasa lebih puas dengan apa yang telah diberikan Allah.
Selain itu, kita perlu fokus pada peluang yang ada agar dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki. Kita tidak boleh terlalu terpaku pada hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi seharusnya melihat sekeliling dan memanfaatkan peluang yang ada untuk berkembang dan memberikan kontribusi positif kepada diri kita sendiri serta masyarakat.
Semua interaksi di dunia digital seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan kehidupan spiritual kita, bukan sebaliknya. Janganlah kita terlalu terpaku pada ekspektasi sosial atau standar dunia luar yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. [] M. Akiyasul Azkiya
Editor : Moh. Aminudin