Almuhtada.org – Memiliki niat saat mencari ilmu itu penting.
Namun menjaga niat belajar agar menjadi niat yang baik tak kalah pentingnya.
Mencari ilmu tanpa diawali dengan niat yang baik dan benar akan membuat ilmu yang kita dapatkan menjadi tidak baik untuk pengembangan karakter dan kepribadian kita.
Maka dari itu berikut ini adalah penjelasan dan contoh niat untuk belajar yang baik.
Niat itu menjadi pokok dari segala hal, sebagaimana sabda nabi Muhammad Saw. :
اِنَّمَاالأَعْمَالُ بِالنِّيَّة.
Artinya: Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari & Muslim).
Penjelasan hadits ini juga terdapat dalam kitab Ta’limul Muta’alim:
كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة
Artinya: Banyak amal perbuatan yang tergolong amal keduniaan, tetapi karena didasari niat yang baik maka tergolong menjadi amal akhirat, dan banyak amal perbuatan tergolong amal akhirat, tetapi ternyata ia tergolong amal dunia karena didasari niat yang buruk.
Niat Baik dan Buruk
Di waktu belajar hendaklah kita berniat untuk mencari Ridha Allah swt dengan cara: Memerangi kebodohan diri sendiri dan lingkungan kita, memelihara ajaran agama dan melanggengkan islam sebab kelanggengan islam itu harus diwujudkan dengan ilmu.
Zuhud dan taqwa pun tidak sah jika tidak didasari ilmu.
Syaikhul imam Ajall Burhanuddin Shahibul Hidayah menyanyikan syair gubahan sebagian ulama :
Hancur lebur, orang alim tak teratur
Lebih lebur, bila si bodoh yang ibadahnya ngawur
Keduanya menjadi fitnah, dan menimpa ganas di dunia
Atas yang mengikutinya, sebagai dasar peri agama.
Ketika kita belajar pula, hendaklah diniatkan untuk mensyukuri kenikmatan akal dan badan yang sehat.
Maka dari itu jangan sampai kita sia-siakan kesehatan kita untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Kenikmatan dan Hikmah Ilmu
Siapa saja telah merasakan kenikmatan berilmu dan beramal, maka semakin kecillah nafsunya akan harta benda dunia.
Namun apabila dalam meraih ilmu itu demi amar ma’ruf nahi munkar, memperjuangkan kebenaran dan meluhurkan agama bukan, untuk keperluan hawa nafsu sendiri, maka diperbolehkan sejauh batas telah dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tersebut.
Penuntut ilmu hendaknya memperhatikan semua hal tadi.
Sebab ia telah mengatasi cobaan dan rintangan yang cukup banyak, jangan sampai ilmu yang telah ia peroleh itu digunakan untuk kesenangan duniawi yang tidak bernilai dan fana.
Pantangan Ahli ilmu
Orang berilmu itu hendaklah tidak membuat dirinya sendiri menjadi hina lantaran tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, apalagi sampai terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Orang yang berilmu harus berbuat tawadu’ (sikap tengah-tengah antara sombong dan kecil hati), dan harus berbuat iffah (menjaga kehormatannya).
Betapa pentingnya memiliki niat yang baik dalam menuntut ilmu, semoga kita senantiasa dimudahkan dan dilapangkan hatinya agar mudah menerima dan mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.[]Dani Hasan Ahmad











