Menjaga Iman, Diri, dan Kehormatan di Waktu Safar

Gambar orang sedang berpergian dengan tas gendong (Freepik.com-almuhtada.org)

almuhtada.org Safar (bepergian) merupakan sebuah aktivitas seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Namun dalam pandangan Islam, safar tidak hanya diartikan sebagai perpindahan fisik semata, melainkan berkaitan juga dengan menjaga keselamatan, kehormatan, dan ibadah.

Terutama bagi seorang muslimah, setiap langkah dalam perjalanan bisa bernilai pahala apabila dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai tuntunan syariat.

Karena itu, ada beberapa hal penting yang mesti diperhatikan sebelum dan selama bepergian.

Pertama, Niat dan Tujuan yang Benar

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apabila safar dilakukan bertujuan untuk menuntut ilmu, bersilaturahmi, berdakwah, atau bahkan sekadar beristirahat dengan tujuan memperbarui semangat ibadah, maka insyaAllah termasuk dalam kategori amal sholeh.

Kedua, Berpergian Bersama Mahram

Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan perjalanan sejauh sehari semalam kecuali bersama mahramnya.”

Mayoritas ulama memahami hadis ini sebagai larangan safar jauh tanpa mahram kecuali jika ada kebutuhan mendesak dan berada pada keamanan yang terjamin, seperti haji dengan rombongan resmi sudah dipastikan keamanannya.

Pada intinya, Islam menekankan perlindungan dan kehormatan perempuan, bukan membatasi geraknya tanpa alasan.

Ketiga, Adab dan Etika Safar

Rasulullah SAW menganjurkan membaca doa safar: “Subhānal-ladzī sakhkhara lanā hādzā wa mā kunnā lahu muqrinīn…” (QS. Az-Zukhruf: 13–14)

Baca Juga:  Terasa Malas Saat Puasa Ramadhan? Eits.. Berikut 3 Fakta Menarik Manfaat Puasa Bagi Tubuh

Doa ini mengingatkan kita bahwa perjalanan hanya bisa berlangsung karena pertolongan Allah.

Selain itu, menjaga aurat, berbicara dengan sopan, dan menghindari khalwat (berduaan dengan non-mahram) adalah bagian dari menjaga kehormatan selama safar.

Keempat, Menjaga Akhlak dan Ibadah

Rasulullah SAW memberi keringanan seperti jama’ dan qashar shalat agar perjalanan tidak menjadi penghalang untuk tetap taat.

Para ulama menjelaskan bahwa “safar” (perjalanan jauh) adalah perjalanan yang menyebabkan seseorang boleh menjamak dan mengqashar shalat biasanya sekitar ± 80–90 km (empat barid atau dua hari perjalanan zaman dulu).

Namun, batas pastinya bisa berbeda menurut kondisi wilayah dan kebiasaan masyarakat.

Selain itu, tetaplah menjaga akhlak, tidak mudah marah, dan menebar senyum karena safar adalah cermin karakter sejati seorang Muslim.[]Lailia Lutfi Fathin

Related Posts

Latest Post