almuhtada.org – Hidup manusia tak pernah lepas dari dinamika. Ada masa penuh tawa, ada juga waktu yang dipenuhi air mata. Kadang kita merasa berada di puncak, namun tak jarang pula kita berada di titik rendah. Dalam semua kondisi itu, ada satu sikap yang bisa membuat hati tetap kokoh dan tenang, yaitu bersyukur. Bersyukur sering dipahami hanya sebatas ucapan terima kasih kepada Tuhan. Padahal, syukur jauh lebih dalam daripada sekadar kata-kata. Ia adalah sikap hati, cara memandang hidup, sekaligus kebiasaan sehari-hari yang membuat kita bisa melihat sisi baik dari setiap peristiwa.
Masalahnya, tidak semua orang mampu bersyukur. Dunia modern yang penuh kompetisi sering menjerat kita dalam rasa tidak puas. Kita sibuk mengejar apa yang belum dimiliki, sampai lupa menghargai apa yang sudah ada. Padahal, kebahagiaan sejati bukan datang dari kepemilikan yang tanpa batas, melainkan dari hati yang mampu menerima dan menghargai. Tulisan ini akan mengajak kita menelusuri beberapa cara praktis untuk belajar bersyukur: mulai dari menyadari nikmat kecil, mengelola cara pandang, hingga mengekspresikan syukur lewat tindakan nyata.
- Menghargai Nikmat yang Sering Terlupakan
Bersyukur berawal dari kesadaran. Banyak orang sulit bersyukur bukan karena tidak punya apa-apa, melainkan karena kurang peka terhadap apa yang sudah dimiliki. Bangun pagi dengan tubuh sehat, bisa menghirup udara segar, mendengar kicau burung, atau sekadar menikmati secangkir teh hangat semua itu adalah nikmat luar biasa. Sayangnya, hal-hal sederhana sering kita anggap biasa. Baru ketika sakit flu, kita sadar betapa nikmatnya bisa bernafas lega. Baru saat kehilangan dompet, kita ingat betapa berharganya uang receh yang sering diremehkan.
Belajar bersyukur berarti melatih diri untuk melihat kembali hal-hal sederhana itu. Bukan menunggu sampai kehilangan, baru merasa berharga.
- Mengubah Sudut Pandang
Kebanyakan orang merasa hidupnya kurang karena terlalu fokus pada apa yang belum tercapai. Padahal, jika kita mau memandang dari sisi lain, selalu ada alasan untuk bersyukur.
Contohnya, mungkin gaji kita tidak sebesar orang lain, tapi setidaknya kita masih punya pekerjaan. Mungkin nilai kuliah belum sempurna, tapi kita masih punya kesempatan belajar. Dengan menggeser cara pandang dari kekurangan ke kelebihan, hidup terasa lebih ringan. Psikolog menyebut hal ini sebagai gratitude mindset, yaitu kebiasaan berpikir positif dengan menekankan pada hal-hal yang sudah ada. Orang yang terbiasa dengan pola pikir ini cenderung lebih bahagia, lebih sehat secara mental, dan lebih kuat menghadapi tekanan hidup.
- Belajar Melihat ke Bawah
Manusia sering terjebak membandingkan diri dengan mereka yang lebih beruntung. Akibatnya, muncul rasa iri, kecewa, bahkan rendah diri. Padahal, jika kita sesekali melihat ke bawah kepada mereka yang kehidupannya lebih sulit, hati akan terasa lebih lapang. Misalnya, seseorang mungkin merasa minder karena hanya naik motor, sementara teman-temannya sudah punya mobil. Tapi, ada orang lain yang bahkan harus berjalan kaki setiap hari.
Bukan berarti kita tidak boleh punya ambisi. Berusaha maju itu penting. Namun, jangan sampai ambisi membuat kita buta terhadap nikmat yang sudah ada. Menengok ke bawah bisa melatih hati agar lebih menghargai apa yang dimiliki.
- Membiasakan Ucapan Syukur
Syukur tidak hanya soal perasaan, tapi juga perlu diucapkan. Mengucapkan “Alhamdulillah”, “Syukurlah”, atau menuliskan hal-hal yang kita hargai setiap hari bisa jadi latihan sederhana yang berdampak besar. Ada orang yang rutin menulis gratitude journal catatan kecil berisi hal-hal baik yang dialami setiap hari. Bisa sesederhana “hari ini cuacanya cerah”, atau bisa bercanda dengan teman. Walaupun kecil, kebiasaan ini membantu otak terbiasa fokus pada sisi positif.
Riset menunjukkan, orang yang rajin menuliskan hal-hal yang ia syukuri lebih jarang stres dan lebih bahagia dibanding yang tidak. Artinya, kata-kata syukur kecil bisa menjadi vitamin untuk jiwa
- Menunjukkan Syukur Lewat Tindakan
Bersyukur bukan sekadar ucapan, tapi juga tindakan. Nikmat kesehatan, misalnya, seharusnya dipelihara dengan olahraga dan pola makan yang baik. Nikmat harta sebaiknya digunakan untuk hal bermanfaat, bukan dihamburkan. Nikmat ilmu bisa dibagikan agar memberi manfaat lebih luas. Seorang ulama pernah berkata: “Syukur sejati adalah menggunakan nikmat sesuai tujuan ia diberikan.” Kalau kita diberi mata, gunakanlah untuk melihat kebaikan, bukan keburukan. Kalau diberi waktu, manfaatkan untuk sesuatu yang berguna, bukan sekadar terbuang sia-sia. Dengan cara itu, syukur tidak berhenti di lisan, tetapi tampak nyata dalam perbuatan.
- Tetap Bersyukur di Tengah Ujian
Bersyukur saat bahagia itu mudah. Tantangan sesungguhnya adalah bersyukur di saat sulit. Hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Ada kalanya kita jatuh sakit, gagal dalam ujian, kehilangan pekerjaan, atau ditimpa musibah. Saat-saat seperti inilah syukur benar-benar diuji. Orang yang mampu bersyukur di tengah cobaan akan lebih kuat dan tidak mudah putus asa. Misalnya, ketika sakit, ia bisa melihatnya sebagai kesempatan beristirahat. Saat gagal, ia bisa menganggapnya sebagai pelajaran untuk lebih baik. Sikap ini membuat hidup terasa lebih ringan, karena setiap kejadian baik maupun buruk selalu punya makna.
- Berbagi dengan Sesama
Salah satu wujud syukur yang paling indah adalah berbagi. Saat kita membagikan sebagian rezeki baik berupa uang, tenaga, maupun waktu kita akan merasakan kepuasan batin yang luar biasa. Berbagi membuat kita sadar bahwa nikmat bukan hanya untuk diri sendiri. Justru ketika berbagi, nikmat terasa lebih bermakna. Senyum orang lain karena kita menolongnya adalah hadiah yang tidak ternilai. Dengan berbagi, hati kita menjadi lebih lapang, dan rasa syukur tumbuh lebih kuat.
- Mengurangi Kebiasaan Mengeluh
Keluhan adalah musuh terbesar syukur. Semakin sering kita mengeluh, semakin sulit kita merasa cukup. Bukan berarti kita tidak boleh mengungkapkan rasa lelah atau kecewa, tetapi jangan sampai keluhan menjadi kebiasaan. Coba ubah cara berbicara, Daripada berkata “Capek banget kerja tiap hari”, ubah menjadi “Alhamdulillah, masih diberi pekerjaan untuk nafkah keluarga.” Dengan mengganti bahasa, perlahan pikiran juga ikut berubah.
- Menyambungkan Syukur dengan Ibadah
Bagi umat Islam, syukur sangat erat kaitannya dengan ibadah. Shalat, dzikir, doa, dan amal baik adalah cara untuk mengungkapkan syukur kepada Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).Artinya, semakin kita bersyukur, semakin banyak kebaikan yang akan kita terima. Ibadah bukan hanya kewajiban, tapi juga cara untuk menjaga rasa syukur agar tetap hidup dalam hati. Ayo, berhenti sejenak dan syukuri setiap napas hari ini karena kebahagiaan dimulai dari hati yang bersyukur.[]SYUKRON YULI YANTO