Gimana Sih Cara Mengamalkan Ilmu yang Bermanfaat Versi Mahasiswa? Simak Ini Dia Penjelasannya!

Ilustrasi mahasiswa mengamalkan ilmunya dengan cara tutor sebaya (almuhtada.org – Pinterest.com)

almuhtada.org – Setiap muslim tentu mengenal doa yang begitu populer yaitu,“Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan”, yang artinya “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.” Dari doa ini, kita diajarkan bahwa ilmu yang bermanfaat bukan sekadar pengetahuan yang kita hafal atau catat di kertas, melainkan ilmu yang diamalkan hingga memberi kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Nah, sebagai seorang mahasiswa, kita sering berhadapan dengan beragam mata kuliah, teori, hingga praktik di lapangan. Namun, terkadang muncul pertanyaan sederhana seperti bagaimana caranya agar ilmu yang kita peroleh di bangku kuliah benar-benar menjadi ilmu yang bermanfaat? Jangan sampai ilmu hanya berhenti di kepala, tetapi tidak pernah menumbuhkan amal nyata.

Pertama, ilmu yang bermanfaat harus diamalkan mulai dari hal kecil. Misalnya, mahasiswa pendidikan matematika yang memahami konsep logika dan keteraturan, bisa mengaplikasikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan membiasakan hidup disiplin, teratur, dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Meski tampak sederhana, inilah bentuk nyata pengamalan ilmu. Rasulullah SAW. pernah bersabda bahwa amal kecil yang dilakukan terus-menerus lebih dicintai oleh Allah SWT. daripada amal besar yang jarang dilakukan.

Kedua, mahasiswa harus menjadikan ilmu sebagai sarana memberi manfaat pada orang lain. Ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sekitar. Seorang mahasiswa kedokteran misalnya, bisa mengamalkan ilmunya dengan memberikan penyuluhan kesehatan sederhana kepada masyarakat. Mahasiswa ekonomi bisa berbagi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan kepada UMKM di sekitar kampus.

Baca Juga:  Filosofi Semangka: Melawan Manipulasi Media Terhadap Dukungan Asasi Manusia

Kemudian mahasiswa teknik arsitektur dapat mengamalkan ilmunya dengan memberikan edukasi sederhana tentang desain rumah yang ramah lingkungan, efisien energi, dan memanfaatkan material lokal. Mereka juga bisa membantu masyarakat dalam merancang tata ruang yang lebih teratur, seperti dalam penataan mushola, ruang belajar, atau taman kecil di lingkungan sekitar. Inilah wujud nyata dari sabda Nabi yaitu, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Ketiga, ilmu yang bermanfaat juga harus menumbuhkan akhlak. Mahasiswa yang berilmu tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga santun, rendah hati, dan berakhlakul karimah. Ilmu tanpa akhlak ibarat pohon rindang tanpa buah, indah dipandang tapi tak memberi manfaat nyata. Karenanya, setiap mahasiswa perlu mengaitkan ilmunya dengan nilai-nilai Islam agar tidak hanya berorientasi duniawi, melainkan juga bernilai ibadah.

Pada akhirnya, mengamalkan ilmu sebagai mahasiswa berarti menjadikan setiap pengetahuan yang diperoleh bukan sekadar bahan ujian, tetapi juga bekal hidup. Ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu hanya akan terasa ketika mampu menerangi orang lain. Dari bangku kuliah, ruang kelas, hingga kehidupan masyarakat, ilmu yang bermanfaat harus terus dijaga dan diamalkan.

Jadi, gimana sih cara mengamalkan ilmu yang bermanfaat versi mahasiswa? Mulailah dari diri sendiri, lanjutkan dengan memberi manfaat kepada orang lain, dan lengkapi dengan akhlak mulia. Dengan begitu, ilmu yang kita miliki akan benar-benar menjadi ladang pahala yang terus mengalir, bahkan setelah kita tiada. Wallahu a’lam bishawab. [] Aisyatul Latifah

Baca Juga:  Ciri Khas Ilmu Pesantren dan Metodenya yang Masih Lestari di Pesantren Sarang, Rembang

 

Related Posts

Latest Post