almuhtada.org – Pernahkah sobat almuhtada membayangkan seperti apa makanan yang akan ditemui akhirat kelak?
Pasti jika mendengar kata “makanan” yang terlintas dipikirin biasanya adalah sesuatu yang lezat. Namun dalam Al-Qur’an, Allah SWT menggambarkan makanan di akhirat kelak sebagai dua sisi yang berbeda. Satu sisi penuh dengan kenikmatan dan kemuliaan yakni surga. Disisi lain penuh dengan siksaan dan kesengsaraan yakni neraka.
Ketika di surga, makanan digambarkan sebagai sesuatu yang lezat dan tidak dapat ditemukan ketika di dunia. Semua makanan dan minuman di surga disajikan dalam kemewahan yang sempurna, aman dan nyaman, dan jauh dari panas. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Muhammad 47: Ayat 15
مَثَلُ الْجَـنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَ ۗ فِيْهَاۤ اَنْهٰرٌ مِّنْ مَّآءٍ غَيْرِ اٰسِنٍ ۚ وَاَ نْهٰرٌ مِّنْ لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهٗ ۚ وَاَ نْهٰرٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشّٰرِبِيْنَ ۚ وَاَ نْهٰرٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۗ وَلَهُمْ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ ۗ كَمَنْ هُوَ خَا لِدٌ فِى النَّا رِ وَسُقُوْا مَآءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ اَمْعَآءَهُمْ
“Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan, dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih, sehingga ususnya terpotong-potong?”
Jadi penghuni surga akan menikmati buah-buahan yang berbeda dari yang ada di bumi, minuman dari sungai madu, susu, dan khamr yang tidak memabukkan, serta hidangan lain yang penuh kenikmatan dan tidak menimbulkan sakit atau rasa jijik.
Lantas, apakah di neraka juga disediakan makanan? Tentu saja, berikut adalah beberapa makanan yang tersedia di neraka:
1. Buah Zaqqum
Pohon buah ini tumbuh di dasar neraka dan buahnya menyerupai kepala setan. Buah ini dikenal sebagai salah satu makanan paling menakutkan bagi penghuni neraka. Dijelaskan dalam Hadis Riwayat At-Tirmidzi (2585):
“Kalaulah saja setetes dari zaqqum menetes di lautan yang ada di dunia, niscaya akan menimbulkan kerusakan terhadap penghidupan penduduk dunia”. Gambaran ini menunjukkan betapa mengerikannya neraka dan makanan di dalamnya..
2. Pohon Dhari
Dalam Al-Qur’an Surah Al Ghasyiyah ayat 7-8, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَـيْسَ لَهُمْ طَعَا مٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍ (٦
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍ(٧
Yang artinya: “Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri (6), yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. (7)”
Pohon Dhari ini tumbuh di neraka dan menjadi makanan yang sangat menyiksa. Buah dan durinya tidak membawa kenikmatan, melainkan rasa sakit bagi siapa saja yang memakannya. Pohon ini menjadi simbol bahwa kenikmatan duniawi yang salah arah dan perbuatan dosa akan berbuah penderitaan di akhirat.
3. Ghislin
Selain Zaqqum dan pohon Dhari, neraka juga memiliki makanan bernama ghislin. Dalam QS. Al-Haqqah ayat 36 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَّلَا طَعَا مٌ اِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍ
Artinya: “tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah.”
Ghislin digambarkan sebagai makanan yang hanya ada di neraka dan menimbulkan penderitaan setiap kali disantap. Makanan ini menunjukkan bahwa siksa neraka bukan hanya dari panasnya api, tetapi juga dari setiap hal yang dimakannya oleh penghuninya.
Minumannya pun bukan air sejuk yang menyegarkan, melainkan air yang mendidih, darah, dan nanah yang membuat kulit terkelupas dan tubuh terasa terbakar. Gambaran ini menunjukkan betapa besar perbedaan antara balasan bagi orang yang taat dan orang yang ingkar.
Perbedaan makanan di surga dan neraka ini sebagai pengingat agar sebagai manusia hendaknya menata amal, menjaga lisan, dan menghindari perbuatan yang dapat membawa kesengsaraan akhirat.
Dunia itu sifatnya sementara, sedangkan akhira itut kekal. Apa yang dimakan dan dinikmati di dunia hanyalah bayangan kecil dari apa yang kelak Allah siapkan. [Neha Puspita Arum]