Mendidik Anak Saleh: Investasi Terbaik untuk Orang Tua di Dunia dan Akhirat

Ilustrasi orang tua yang sedang memberikan teladan yang baik untuk anaknya (pinterest.com – almuhtada.org)

almuhtada.org – Anak adalah investasi akhirat yang penting untuk dididik dan dibina agar tumbuh menjadi pribadi yang takwa dan bermanfaat bagi masyarakat, meskipun di sisi lain anak juga bisa menjadi ujian atau fitnah bagi orang tua.

Dalam islam, anak adalah anugerah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga. Orang tua harus merawatnya dengan penuh kasih sayang, rasa cinta, dan juga rasa tanggung jawab. Anak adalah generasi penerus yang akan memberikan perubahan di masa depan, dan tentunya meneruskan dakwah islam.

Anak dianggap bisa menjadi perhiasan dunia yang dapat menjadi penenang jiwa dan penyejuk hati bagi orang tuanya. Tetapi anak juga bisa menjadi ujian (fitnah) bagi orang tua, jika orang tua tersebut tidak mampu mendidiknya dengan baik sesuai syariat islam.

Mendidik anak agar menjadi pribadi yang saleh dan salihah adalah investasi berharga bagi setiap orang tua baik di dunia maupun di akhirat.

Anak saleh seringkali diartikan hanya sebagai anak yang rajin shalat, mengaji, dan puasa. Padahal makna “Saleh” dalam islam jauh lebih luas dan mencakup seluruh aspek kehidupan.

Anak saleh adalah anak yang memiliki keseimbangan anatara hubungan dengan Allah SWT (ibadah), hubungan dengan sesama manusia (akhlak), dan kemanfaatan bagi lingkungan (kontribusi sosial).

Mendidik anak saleh sering disebut sebagai investasi terbaik. Hal itu bukan sekedar perumpamaan, tetapi sebuah realitas yang memberikan keuntungan besar saat di dunia maupun di akhirat.

Baca Juga:  Membuka Mata: Terlalu Berambisi dengan Dunia Hingga Lupa Akhirat

Anak saleh bukanlah beban, melainkan sumber kebahagian dan ketenangan bagi orang tua. Mereka bisa menjadi penyejuk pandangan dan hati, pembatu orang tua di kala tua. Anak saleh juga pembawa nama baik martabat dan keluarga, penerus estafet kebaikan, dan tentunya sebagai amal jariyah di kala orang tua telah meninggal dunia.

Mendidik anak tidak bisa hanya dengan kata-kata, tetapi juga harus dengan perbuatan. Anak-anak seringkali merekam setiap hal yang dilakukan maupun dikatakan oleh orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, teladan adalah kunci utama dalam membentuk karakter anak saleh. Orang tua adalah cerminan pertama dan harus menjadi contoh nyata bagi anak.

Selanjutnya, menanamkan jiwa tauhid pada anak juga tidak harus dengan cara yang kaku. Proses ini harus dilakukan dengan cara membiasakan pengalaman sehari -hari yang menyenangkan dan mudah dipahami. Orang tua tidak diperbolehkan hanya menyuruh , tetapi juga mengajak dan mendampingi anak ketika melakukan hal tersebut.

Dalam hal ini, tentu orang tua juga mengalami tantangan dan rintangan dalam mendidik anak yang saleh. Seperti halnya berkembang pesatnya teknologi saat ini. Bagi orang tua, Kehadiran teknologi ini bisa menjadi pedang bermata dua, dikarenakan bisa menjadi tantangan besar dan peluang emas dalam mendidik anak.

Penting bagi orang tua untuk tidak sekedar melarang saja, melainkan membimbing anak agar dapat memanfaatkan teknologi secara bijak.

Baca Juga:  Mengulik Teori Jeruk Nipis: Allah SWT Tidak Pernah Iseng Terhadap Ketentuannya

Proses mendidik anak adalah perjalananan yang tidak selalu mudah dan penuh tantangan, namun juga hadiah terindah. Jangan pernah merasa terlambat untuk memulai atau memperbaiki proses ini.

Setiap hari esok adalah kesempatan baru untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi. Karena ingatlah, mendidik anak saleh adalah investasi terbaik yang dilakukan oleh orang tua. Oleh karena itu, setiap do’a dan kebaikan anak saleh ketika di dunia akan menjadi amal jariyah yang tak pernah terputus bagi orang tuanya diakhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim No. 1631). [Maulida Auliyah]

Related Posts

Latest Post