almuhtada.org – Pada sejarah Islam, para istri Nabi Muhammad SAW memiliki kedudukan yang istimewa. Mereka tidak hanya menemani Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga berkontribusi besar dalam misi dakwah serta penyebaran ajaran Islam.
Salah satu dari istri beliau ialah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, seorang wanita yang dikenal dengan keyakinan yang kuat, kecerdasan, dan kesabaran yang luar biasa.
Ummu Salamah lahir dengan nama Hindun binti Abu Umayyah dari masyarakat Quraisy. Ia menikah dengan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad, seorang sahabat yang beriman sejak awal. Selama bersamanya, ia menghadapi berbagai cobaan, termasuk pengungsian ke Habasyah untuk melindungi diri dari tekanan yang ditimbulkan oleh masyarakat Quraisy.
Namun, saat akan berhijrah ke Madinah, keluarganya menghadapi kesulitan yang berat. Ia dipisah secara paksa dari suaminya oleh anggota keluarganya sendiri, sementara anaknya juga diambil. Meski dalam kesedihan, Ummu Salamah tetap tabah hingga akhirnya hati keluarganya melembut dan mengizinkan untuk menyusul suaminya ke Madinah.
Setelah beberapa tahun tinggal di Madinah, suaminya, Abu Salamah meninggal akibat luka yang didapat dalam Perang Uhud. Ummu Salamah sangat berduka, tetapi ia teringat akan doa yang dijarkan oleh Nabi Muhammad SAW “Allahumma ajirnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minha. ”
Doa itu ia ucapkan dengan tulus, meskipun di hatinya sempat terlintas pertanyaan, “Siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah? ” Namun Allah menunjukkan rahmat-Nya dengan mengaruniakan Nabi Muhammad SAW sebagai penggantinya, sehingga ia diangkat menjadi sebagai Ummul Mukminin.
Sebagai istri Nabi Muhammad, Ummu Salamah dikenali karena kecerdasan dan kebijaksanaannya. Salah satu kejadian yang menandai hal ini adalah ketika perjanjian Hudaibiyah terjadi. Banyak sahabat yang merasa berat dengan isi perjanjian tersebut hingga enggan mengikuti perintah Nabi untuk menyembelih hewan kurban.
Di tengah situasi itu, Ummu Salamah memberi saran kepada Rasulullah SAW untuk memulainya terlebih dahulu. Rasulullah pun mengikuti nasihatnya, dan para sahabat akhirnya melaksanakan perintah beliau.
Ummu Salamah juga dikenal sebagai perawi hadits. Ia meriwayatkan lebih dari 300 hadits yang hingga saat ini menjadi acuan ilmu bagi umat Islam. Hal ini membuktikan bahwa wanita memiliki peran penting dalam penyebaran pengetahuan agama. Keteladanan ini menginspirasi perempuan Muslim masa kini agar tidak hanya berkontribusi di dalam rumah tangga, tetapi juga aktif dalam berbagi ilmu dan kebaikan.
Dari kisah Ummu Salamah, ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil, yaitu sebagai berikut:
- Bersabar dalam menghadapi ujian hidup, termasuk perpisahan, kehilangan, dan musibah.
- Bertawakal kepada Allah dan yakin bahwa setiap doa akan diganti dengan yang lebih baik.
- Bersikap bijak, karena kebijaksanaan seorang wanita memiliki dampak besar dalam keputusan penting.
- Berpartisipasi dalam dakwah dan pendidikan umat dengan menyampaikan ilmu agama.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha meninggal dunia pada tahun 62 H di Madinah, meninggalkan warisan teladan yang sangat berharga bagi umat Islam. Dari perjalanan hidupnya, kita dapat memahami bahwa seorang wanita muslim sejati tidak hanya patuh dalam beribadah, tetapi juga tangguh saat menghadapi ujian, bijaksana dalam membuat pilihan, dan berkontribusi secara aktif dalam menyebarluaskan pengetahuan dan hal-hal positif. [Vika Rizky Lestari]