Kehadiran Pemain Naturalisasi di Liga Indonesia, Strategi atau Kontroversi?

Ilustrasi pemain timnas Indonesia (pinterest.com – almuhtada.org)

almuhtada.org – Timnas Indonesia di berbagai kelompok sejak dulu terkenal sebagai Timnas yang lemah secara kekuatan.  Hal ini berdasar track record kelam yang dimiliki Timnas Indonesia, diantaranya gagal menjadi juara AFF senior sebanyak 6 kali, belum pernah lolos Piala Asia dan yang paling sering dibahas dari waktu ke waktu adalah belum pernah lolos Piala Dunia.

Tentunya hal ini menjadi sebuah perhatian dari banyak pihak. Salah satu strategi yang dilakukan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai federasi sepak bola adalah menaturalisasi pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri.

Hal itu direalisasikan dengan nyata. PSSI akhir-akhir ini rutin melakukan naturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat Timnas Indonesia di berbagai kelompok mulai dari junior hingga senior dan putra maupun putri.

Baca Juga:  Bagaimana Kekaisaran Ottoman Membantu Penduduk Irlandia selama The Great Hunger?

Terbaru ada Mauro Ziljstra dan Miliano Jonathans. Mereka umumnya berasal dari negara Belanda. Namun, ada juga yang berasal dari negara lain seperti Italia, Amerika Serikat, dan Irlandia.

Dipilihnya mereka untuk dinaturalisasi selain karena faktor strategi adalah karena pengalaman mereka bermain di liga-liga sepak bola luar negeri seperti liga Belanda (Eredivisie) dan liga Amerika Serikat (Major League Soccer).

Bahkan beberapa pemain bermain di Liga terbaik dunia seperti Emil Audero dan Jay Idzes di Serie-A (liga Italia) serta Kevin Diks di Bundesliga (liga Jerman). Dampaknya sangat signifikan. 3 tahun terakhir Timnas Indonesia mencetak banyak prestasi dan sejarah di tingkat Asia, maupun dunia. Semifinalis Piala Asia U-23, 16 besar Piala Asia, dan peserta Round ke 3 kualifikasi Piala Dunia hanyalah sedikit diantaranya.

Namun, beberapa pemain yang awalnya bermain di Eropa justru memilih bergabung ke liga Indonesia. Beberapa diantaranya masih muda, sebut saja Eliano Reijnders yang baru baru ini berlabuh ke Persib Bandung. Selain itu ada Thom Haye yang sudah lebih dulu teken kontrak dengan Squad berjuluk Maung Bandung tersebut. Sebelumnya sudah ada Jens Raven yang masih berusia 19 tahun bergabung ke Bali United.

Baca Juga:  Memahami Pajak dalam Perspektif Ibnu Khaldun

Hal ini memberi dampak yang signifikan bagi pemain khususnya dan bagi sepakbola Indonesia secara umumnya. Bagi liga Indonesia, ini adalah suatu terobosan yang baik dimana kualitas pemain yang dimiliki oleh klub menjadi lebih baik dan strategi para pelatih mereka menjadi lebih efektif.

Selain itu, kehadiran pemain pemain tersebut memberi warna tersendiri bagi liga Indonesia. Namun bagi pemain dan Timnas hal itu adalah suatu penurunan karir. Mereka kebanyakan masih muda, dan masih memiliki progres untuk bermain di klub yang lebih baik atau setidaknya tetap bertahan di klub lamanya.

Karena lingkungan bermain di Eropa yang sangat memperhatikan pengembangan skill dan fasilitas yang lengkap akan menunjang performa permainan  mereka dan berpengaruh pada performa Timnas Indonesia, sedangkan klub-klub Indonesia tidak memiliki fasilitas selengkap klub Eropa dan pengembangan skill di sini sangat kurang dibuktikan dengan skill dasar seperti dribel dan pass yang dimiliki pemain lokal di liga Indonesia jauh kualitasnya dibandingkan dengan pemain liga Asia Tenggara lainnya.

Selain itu, kondisi sosial budaya juga memberi akan dampak tersendiri bagi para pemain. Seperti bentrok antar supporter yang masih kerap terjadi, serta ekspektasi penonton yang tinggi pada pemain naturalisasi yang berasal dari klub Eropa sangat diharapkan mendongkrak permainan klub ditambah star syndrom yang dapat mengancam mental para pemain yang membuat mereka sulit berkembang. Serta persaingan, cara bermain liga Indonesia yang cenderung lambat dan monoton membuat pemain sulit memperbarui skill mereka di lapangan.

Dari hal-hal yang diuraikan diatas, dapat dilihat bahwa keberadaan pemain naturalisasi di liga Indonesia memiliki lebih banyak kekurangan daripada kelebihan. Hal ini dapat memberi dampak kurang baik kedepannya bagi sepakbola negeri ini, terutama Timnas Indonesia. [Ikmal Setiawan]

Related Posts

Latest Post