Bagaimana Kekaisaran Ottoman Membantu Penduduk Irlandia selama The Great Hunger?

Diorama penduduk Irlandia selama peristiwa The Great Hunger di Customs House Quay di Dublin, Irlandia. (teirishplace.com – almuhtada.org)

almuhtada.org – Sejak bangku pendidikan dasar, telinga kita mungkin telah terbiasa mendengar kata “Ottoman” atau “Kekaisaran Ottoman”, sebuah kekaisaran muslim berpengaruh yang merupakan buyut dari negara Turki yang sekarang kita kenal.

Kekaisaran ini didirikan oleh Osman I yang merupakan salah satu ghazi (tentara) sekaligus seorang pangeran dari Asia Kecil (Anatolia). Kekaisaran ini berdiri pada tahun 1299, meneruskan jejak Kekaisaran Saljuk yang telah habis dibombardir oleh Kekaisaran Mongol.

Dalam sejarahnya, kekaisaran ini bertahan selama lebih dari 600 tahun sejak berdiri. Dan selama itu pula, kekaisaran ini berhasil mempertahankan moralnya sebagai sebuah negara muslim yang berdaulat sehingga menambah pengaruhnya di dunia.

Baca Juga:  Memahami Pajak dalam Perspektif Ibnu Khaldun

Salah satunya adalah ketika Ottoman menjadi salah satu negara yang mengambil sikap ketika Irlandia – yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Inggris Raya – disantuni oleh bencana kelaparan yang dikenal sebagai peristiwa “The Great Hunger”.

Awal mula “The Great Hunger

Penduduk Irlandia sudah lama bergantung pada kentang sebagai makanan utama. Hal ini disebabkan oleh kentang yang ‘tidak rewel’ dalam hal perawatan dan mudah untuk ditanam bahkan di tanah yang sempit sekalipun, sehingga kentang seakan-akan muncul sebagai satu-satunya jalan keluar untuk menanggapi isu land-holding – berkurangnya lahan akibat penguasaan oleh tuan tanah Inggris – yang menggerogoti Irlandia kala itu.

Tak hanya itu, kentang juga dianggap sebagai sumber makanan sehat yang sangat terjangkau oleh masyarakat Irlandia yang notabene hidup dalam kemiskinan.

Hingga pada tahun 1845, penyakit Busuk Daun melanda Irlandia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans ini merupakan salah satu penyakit tanaman yang sifatnya sangat destruktif dan umum terjadi pada famili solanaceae, terutama kentang dan tomat.

Baca Juga:  Bolehkah Menjadi Wanita Karier? Simak Beginilah Menurut Pandangan Islam

Pada mulanya, jamur menginfeksi daun pada tanaman kentang hingga akhirnya merusak jaringan daun, membuatnya hitam, mati bahkan rontok. Hal ini kemudian memengaruhi umbi di bawahnya dengan memunculkan luka-luka yang membusuk sehingga membuat kentang tidak dapat dikonsumsi bahkan sebelum panen.

Penyakit kentang ini secara signifikan membuat produksi kentang yang menjadi makanan pokok Irlandia menjadi lesu. Hal inilah yang melatarbelakangi terjadinya The Great Hunger.

Usaha Pemerintah dalam Menanggapi Bencana The Great Hunger

Menanggapi bencana ini, pemerintah Inggris telah melakukan banyak upaya yang sayangnya malah memperburuk keadaan. Upaya-upaya tersebut di antaranya adalah pencabutan undang-undang tarif jagung yang diharapkan dapat menurunkan harga roti, namun ternyata malah memperparah kelaparan.

Pemerintah juga menyediakan bantuan pangan dan medis melalui dapur umum, namun mangkrak karena kurangnya suntikan dana dari pemerintah. Pemerintah juga membangun panti sosial dalam rangka menyediakan perlindungan kepada penduduk miskin, akan tetapi panti sosial ini malah menjadi sarang penyakit karena kondisinya yang terlampau padat. Tak hanya itu, Kerajaan Inggris melalui Ratu Victoria juga turut membantu dengan menyumbangkan dana, walaupun hanya sebesar £2.000 (Rp 44,1 juta).

Baca Juga:  Berdoa di Media Sosial? Begini Menurut Islam

Dampak yang Ditimbulkan

Kelaparan yang melanda menyebabkan kematian penduduk Irlandia akibat kelaparan. Selain itu, bencana ini juga menjadi awal terjadinya wabah-wabah yang lain seperti tifus, kolera serta disentri yang turut memperburuk bencana kelaparan sehingga total korban jiwa dari bencana ini diperkirakan melambung ke angka satu juta.

Bencana ini juga mendorong terjadinya emigrasi besar-besaran penduduk Irlandia ke Amerika, atau Australia. Emigrasi ini seringnya dilakukan oleh kapal yang penuh dan sesak karena banyaknya penduduk yang beremigrasi dan juga tidak terjaga kehigienisannya sehingga perjalanan emigrasi juga menelan korban jiwa.

Secara umum, bencana ini menjadi peristiwa yang traumatis bagi masyarakat Irlandia sampai sekarang. Hal ini terlihat dari populasi Irlandia yang saat ini masih stagnan di angka 6 juta, lebih rendah 2 juta dibandingkan dengan jumlah populasi sebelum bencana kelaparan terjadi.

Bencana ini juga menggoreskan trauma yang mendalam bagi masyarakat Irlandia dalam hal sosial-politik sehingga membakar rasa nasionalisme masyarakat Irlandia, bahkan meningkatkan sentimen Anti-Inggris.

Hal ini disebabkan langkah-langkah pemerintah Inggris yang malah memperburuk situasi, seperti bantuan-bantuan selama bencana yang tidak dijalankan secara efektif, keputusan penggusuran tanah selama bencana kelaparan terjadi, hingga ekspor Irlandia yang masih terus digalakkan walaupun masyarakatnya sedang kelaparan.

Tak hanya itu, saat bencana, Inggris masih kukuh menerapkan Ideologi ekonomi laissez-faire (Ideologi ekonomi tanpa intervensi pemerintah) yang membuat pemerintah melalaikan perekonomian Irlandia saat itu.

Ottoman membantu Irlandia?

Berita bencana kelaparan yang melanda Irlandia menyebar dengan luas hingga sampai ke gerbang kerajaan Ottoman. Sultan Abdulmejid I, yang memerintah kala itu merasa prihatin atas bencana yang terjadi pada Irlandia. Maka dari itu, Sultan atas nama Kekaisaran Ottoman berniat menyumbangkan dana bantuan sebesar £10.000 (Rp 220,5 juta).

Akan tetapi, uang-uang tersebut ditolak mentah-mentah oleh Ratu Victoria karena sang Ratu sendiri hanya menyumbang sebesar £2.000 dan sang Ratu tidak ingin menerima bantuan dalam bentuk apapun yang melebihi bantuan darinya, sehingga sang Sultan harus memotong anggaran dana bantuan tersebut menjadi £1.000.

Akan tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa nominal £10.000 dari Sultan tersebut bukan ditolak oleh Ratu Victoria secara langsung, tetapi oleh diplomat Inggris untuk Konstantinopel, Sultan dianjurkan untuk mengurangi nominal bantuan menjadi £1.000 agar tidak mempermalukan Ratu Victoria di depan publik.

Rasa prihatin Sultan masih tetap bergejolak walaupun telah mengirimkan bantuan berupa uang, sehingga secara diam-diam, Sultan memerintahkan tiga buah kapal berisi makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya untuk berlabuh ke utara Dublin, tepatnya di dermaga Kota Drogheda di pinggir Sungai Boyne guna menyuplai kebutuhan penduduk Irlandia. Jalur lebih jauh dipilih karena angkatan laut Inggris melarang seluruh kapal asing untuk berlabuh di Pelabuhan Cork maupun Dublin.

Dan sampai saat ini, penduduk Irlandia masih mengingat jasa besar warga Turki dan akan selalu berterima kasih kepada mereka. Kota Drogheda sebagai tempat kapal-kapal bantuan Turki berlabuh, telah menjadi museum raksasa untuk mengenang kemurahan hati warga Turki. Lambang bulan sabit sebagai lambang kebesaran Kekaisaran Ottoman selalu terpampang di seluruh kota sebagai lambang pemerintahan kota Drogheda sekaligus sebagai lambang timnas Kota Drogheda. [Moh. Zadidun Nurrohman]

 

Referrences:

Mokyr, Joel. “Great Famine”. Encyclopedia Britannica, 28 Jul. 2025, https://www.britannica.com/event/Great-Famine-Irish-history. Accessed 18 August 2025.

Irish Central. “Little Known Tale of Generous Turkish Aid to the Irish during the Great Hunger”. Irish Central, 28 Mar. 2022, https://www.irishcentral.com/roots/history/generous-turkish-aid-irish-great-hunger. Accessed 18 August 2025.

Related Posts

Latest Post