Mengapa Allah Sering Menguji Hamba-Nya?

Ilustrasi seseorang yang merenungi kehidupannya yang penuh dengan ujian (Freepik.com - Almuhtada.org)

almuhtada.org – Sebagai seorang manusia, mungkin kita pernah bertanya didalam hati kita: “Mengapa Allah memberi kita ujian dan cobaan? Mengapa Allah tidak memanjakan kita dengan banyak kenikmatan dan kebahagiaan?.

Pertanyaan ini adalah pertanyaan wajar yang pernah kita tanyakan, apalagi disaat kita merasakan lelahnya menghadapi cobaan kehidupan. Namun, jika kita renungkan dengan pikiran dan hati yang jernih, kita justru akan melihat bahwa ujian yang kita hadapi ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT.

Disaat Allah menguji seorang hamba, hal tersebut menunjukkan bahwa Allah ingin lebih dekat dengan hamba tersebut. Bahkan lebih dekat ketika hamba-Nya dalam keadaan senang.

Karena jika hidup ini terus dimanjakan, kita tidak akan pernah mengetahui bagaimana sujud dan doa yang benar-benar yang tulus. Ujian itu bukan sesuatu yang menjauhkan kita kepada Allah. Akan tetapi, hal tersebut adalah bentuk perhatian-Nya, agar hati ini kembali dan tidak melupakannya.

Allah tidak memanjakan seorang hamba, karena Dia tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Jika seseorang terlalu dimanjakan, maka hatinya bisa menjadi sombong, lalai dan jauh dari Allah.

Nabi Muhammad SAW, sebagai kekasih Allah, justru Ia banyak sekali menghadapi ujian hidup, mulai dari kehilangan orang tua, dicaci dan dimusuhi orang disekitarnya, ditolak oleh kaumnya, ditimpa penyakit, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, semua itu tidak menjadikannya lemah ataupun putus asa, justru ujian tersebutlah yang memperkuat jiwa dan imannya.

Baca Juga:  Menghadapi Ujian Hidup dengan Sabar dan Tawakal

Ujian yang kita hadapi saat ini merupakan cara Allah menyaring siapa diantara hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya berpura-pura. Ujian adalah bentuk penyucian diri seorang hamba dari segala dosa yang pernah mereka lakukan.

Dalam sebuah Riwayat dijelaskan bahwa “Tidaklah seorang muslim  tertimpa suatu kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan karenannya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Jadi, iman seorang hamba tidak akan tumbuh dari kenikmatan dan kenyamanan duniawi, iman seseorang akan tumbuh dari cobaan-cobaan dan luka yang dihadapi dengan sabar. Oleh karena itu, janganlah minta agar diberikan hidup tanpa ujian.

Tetapi, mintalah hati yang sabar dan kuat saat menghadapi ujian tersebut. Karena dibalik ujian tersebut, tersimpan kasih sayang, ampunan, dan  balasan yang akan Allah berikan kepada hamba-Nya. [] Sahrul Mujab

Related Posts

Latest Post