Pertemuan dan Perpisahan yang Silih Berganti, Bermakna atau Hanya Perih?

Ilustrasi seseorang yang sedang melakukan perjalanan dalam hidupnya

Almuhtada.org – Hidup adalah sebuah perjalanan. Sebagaimana jalan pada umumnya, ia tak selamanya lurus. Terkadang kita akan menemui belokan, tanjakan, turunan, persimpangan, dan banyak hal lain yang tak terduga. Faktanya, dalam setiap perjalanan yang kita tempuh, kita akan dipertemukan dengan banyak jiwa. Jiwa yang amat beragam.

Sebagian singgah sebentar, sebagian menetap lebih lama. Sebagian memberi tawa, dan sebagian memberi luka. Tapi dari semuanya tak ada yang sia-sia. Setiap orang yang pernah hadir adalah bagian dari takdir. Mereka datang bukan kebetulan, tapi kehendak Allah yang punya maksud tertentu. Mungkin untuk mengajarkan kita tentang kepercayaan, mungkin juga tentang kehilangan.

Baca Juga:  Datangnya Islam ke Tanah Batak: Jejak Dakwah di Ujung Barat Nusantara

Tahukah kamu, bahwa dalam setiap perjumpaan yang ditakdirkan, selalu ada bagian dari diri kita yang tumbuh, meski sambil menahan perih.

Dan dalam setiap kepergian, selalu ada ruang yang dibuka Allah untuk mengajarkan bahwa kita tidak boleh terlalu bergantung pada yang datang dan pergi, justru bergantunglah pada Dia yang tak pernah meninggalkan.

Tak satu pun pertemuan terjadi tanpa izin Allah. Bahkan pertemuan yang terasa sekejap pun telah tertulis dalam catatan-Nya.

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Insān: 30)

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap pertemuan dan perpisahan telah ditentukan oleh kehendak-Nya. Maka tak perlu menyalahkan waktu atau menyimpan sesal terlalu lama.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari apa yang terjadi di setiap perjalanan yang kita tempuh. Dari yang membuat kita tertawa, kita belajar tentang rasa syukur. Dari yang membuat kita menangis, kita belajar tentang sabar dan melepaskan. Dan dari yang datang lalu pergi, kita belajar bahwa tidak semua hal dimaksudkan untuk bertahan, tapi semua hal dimaksudkan untuk membentuk kita.

قَالَ رَسُولُ ٱللَّهِ ﷺ

مَنْ لاَ يَشْكُرِ ٱلنَّاسَ لاَ يَشْكُرِ ٱللَّهَ

“Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 1954)

Maka kepada siapa pun yang pernah hadir dengan segala bentuk kehadirannya, terima kasih. Bahkan jika tak berakhir menetap dan hanya sementara, lewat pertemuan dan perpisahan itu Allah SWT telah mengajarkan banyak hal. Perpisahan hadir bukan untuk dibenci dan disesali berlarut-larut, ia hanya menjalankan perannya sebagai pintu menuju kedewasaan.

إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗاۤ ۝ فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5–6)

Untuk semua proses penerimaan yang sedang hati kita usahakan, semoga kemudahan segera menghampiri, semoga ia lapang menerima semua yang ditakdirkan. Kepada yang pernah singgah, kau tahu bukan bahwa doa baik kan selalu menyertai, semoga Allah merahmati langkahmu. Dan kepada yang masih bersama, semoga Allah kuatkan ikatan ini dalam kebaikan.

Karena sesungguhnya, yang terpenting bukan siapa yang tetap tinggal, tapi siapa yang membuat kita makin dekat kepada Sang Kuasa meski hanya lewat satu momen singkat. [] Rezza Salsabella Putri

 

 

 

 

Related Posts

Latest Post