Kematian Nurani Global: Diamnya Kita, Deritanya Mereka

Peta Syam dan Baitul Maqdis (Instagram.com/@tahriraqsha – ALMUHTADA.ORG)

Almuhtada.org – Sobat, kita harus ingat bahwa hingga hari ini Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi.

Kantor media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa sejak 27 Mei lalu telah terjadi serangan yang banyak oleh I5R43L.

Melansir dari beritasatu.com (4/6/2025) serangan tersebut menyebabkan 102 kematian dan telah mencederai 490 warga lainnya.

Baca Juga:  Jangan Anggap Sepele!! Alasan Harus Bismillah Saat Melepaskan Pakaian!

Zionis Yahudi bahkan menargetkan bayi-bayi yang masih merah yang tidak memiliki dosa.

Ketika bom dijatuhkan dan nurani tidak lagi bergetar, di mana letak hati kita?

Diamnya kita menambah penderitaan mereka. Kematian nurani global sedang terjadi, benarkah?

“Darah Palestina, Diamnya Dunia” telah menunjukkan bahwa keadilan tidak lagi memiliki arti, benarkah?

Zionis memandang bahwa bayi-bayi muslim Palestina dianggap memiliki dosa hanya karena mereka terlahir sebagai muslim dan keturunan Palestina.

Zionis telah menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara perlahan generasi Palestina.

Bahkan di hari raya serangan pun tak berkurang. Mirisnya lagi, negara-negara besar dunia bersikap diam.

Melansir dari beritasatu.com (7/6/2025) ada 17 warga Palestina yang kehilangan nyawa bertepatan dengan hari kedua perayaan idul adha.

Mereka kehilangan nyawa akibat dari serangan udara dan penembakan yang dilakukan oleh I5R43L.

Di sisi lain banyak penguasa muslim juga hanya sibuk retorika tanpa tindakan nyata seperti mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah pun tidak mereka perintahkan.

Mereka diam meski rasa kemanusiaan terkoyak. Padahal rasa itu adalah rasa fitrah bagi manusia, untuk menolong sesamanya, apalagi bayi yang lemah tak berdaya.

Matinya rasa kemanusiaan ini menunjukkan matinya sifat dasar manusia dan ini adalah buah kapitalisme.

Kapitalisme mengagungkan nilai materi dan rasa superior disertai dengan kebencian atas manusia lainnya.

Kekejaman yang sangat banyak ini seperti kurang mengusik nurani para pemimpin dunia utamanya pemimpin muslim.

Nasionalisme yang lahir dari Barat pun menghalangi para pemimpin untuk bersikap adil pada muslim palestina.

Secara khusus bahkan banyak penguasa negeri muslim belum mampu membebaskan penderitaan Palestina dengan kekuatan senjata.

Padahal telah ada seruan untuk jihad dari ulama muslim internasional. Namun sayangnya kini jihad minim peluang untuk terwujud tanpa adanya seruan negara.

Ketika kita melihat model negara saat ini, sepertinya mustahil untuk menyerukan jihad, ya kan?

Banyak negara hari ini justru bergandengan tangan dengan penjajah zionis.

Terbaru 14 Juni 2025 di media Instagram ramai dengan video non-muslim memohon kepada tentara Mesir.

Non-muslim itu salah satu peserta Global March to Gaza yang dihalangi oleh tentara muslim mesir.

Selain itu, persidangan di PBB atas Palestina juga buntu. Lalu, apa solusi yang ditawarkan untuk problem hal ini?

Haruskah kita biarkan saudara kita di Palestina menderita?

Buku Baitul Maqdis For Dummies karya Tahrir Aqsha dengan jelas menyampaikan fakta bagaimana PBB memerankan peran licik dalam Genosida. So, berharap pada PBB tidak mungkin.

Buku Rencana Strategis Pembebasan Al Aqsha karya Prof. Dr. Fattah El-Awaisi menyampaikan bahwa solusinya dimulai dengan “Liberation of Mind before Liberation of Land”.

Buku Model Kebangkitan Umat Islam karya Dr.Majid Irsan Al-Kilani juga menyampaikan bahwa pola sejarah senantiasa berulang.

Buku Untold Muslim Legends karya Edgar Hamas juga menyampaikan bahwa pembebasan Baitul Maqdis adalah tugas generasional.

Learn History, Repeat Victory! Tell them, the ummah remembers!

Pada Kitab Nidzhomul Islam dibahas mengenai futuhat (pembebasan) sebagai salah satu bentuk keberhasilan qiyadah fikriyah Islam secara nyata.

Pada kitab tersebut disampaikan bahwa satu-satunya jalan untuk menghasilkan kebangkitan yaitu dengan mengemban qiyadah fikriyah Islam kepada kaum muslim untuk melangsungkan kehidupan Islam.

Setelah itu menyebarluaskannya kepada umat manusia melalui Daulah Islam (Khilafah).

Seruan jihad hanya mungkin digerakkan oleh perintah khalifah. Oleh karena itu, umat harus berjuang menegakkan khilafah.

Tegaknya khilafah tak mungkin terwujud ketika umat masih hidup dalam naungan kapitalisme sekulerisme.

Upaya menegakkan Khilafah membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah.

Jamaah ini akan membangun kesadaran umat, dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat.

Umat sudah seharusnya menjawab seruan jamaah dakwah ini dan berjuang bersama menjemput nashrullah.

Wallahu A’lam Bish Shawab. [] RAUDHATUL JANNAH

 

Related Posts

Latest Post