Toxic Productivity Ketika Produktivitas Justru Merusak Diri Sendiri

Ilustrasi pria yang stress karena pekerjaan (Freepik.com - Almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernah nggak sih, kamu merasa bersalah kalau seharian nggak ngapa-ngapain? Atau jadi cemas sendiri kalau belum ngerjain apa pun, padahal itu hari libur? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami yang namanya toxic productivity.

Toxic productivity adalah kondisi di mana kita merasa harus terus-menerus produktif, bahkan ketika tubuh dan pikiran sebenarnya butuh istirahat. Bekerja keras memang penting, tapi kalau sampai lupa makan, begadang tiap malam, dan nggak punya waktu buat diri sendiri, itu udah bukan produktif lagi, itu udah bahaya.

Kita hidup di zaman yang serba cepat dan serba bisa dibandingkan. Media sosial penuh dengan orang-orang yang kelihatannya “sukses”, setiap hari bangun jam 5 pagi, olahraga, kerja sambil minum kopi aesthetic, terus ditutup dengan postingan “self-reward” padahal seharian belum berhenti kerja. Kita jadi mikir, “Aku kok nggak seproduktif itu ya?”

Tanpa sadar, kita ikut-ikutan pola hidup itu. Akhirnya, istirahat jadi dianggap dosa. Rebahan dikit langsung ngerasa malas. Nonton film jadi bikin guilty. Padahal tubuh dan pikiran manusia juga punya batas. Kalau dipaksa terus, ya capek juga. Nggak heran makin banyak yang burnout, stress, bahkan sampai kehilangan motivasi.

Yang lebih serem, toxic productivity bisa bikin kita lupa tujuan awal. Kita jadi kerja demi kerja, bukan demi hidup yang lebih bermakna. Kita kejar target, tapi lupa kenapa target itu penting. Akhirnya, semua jadi rutinitas tanpa rasa.

Baca Juga:  Memang Lelah Jika Melangkah Tanpa Bismillah! Yuk Pahami Kandungan Surah Ad-dhuha Sekarang!

Terus, gimana caranya biar nggak terjebak?

Pertama, sadari bahwa istirahat itu penting dan bukan kemewahan. Kedua, nggak apa-apa kok kalau nggak produktif setiap saat. Hidup itu bukan kompetisi, semua orang punya pencapaiannya masing-masing. Ketiga, mulai ukur produktivitas dari kualitas, bukan kuantitas. Ngerjain satu hal dengan fokus dan sepenuh hati jauh lebih baik daripada multitasking tanpa arah.

Dan terakhir, kasih ruang buat diri sendiri. Nonton film, jalan-jalan, ngobrol santai, tidur siang semua itu sah-sah aja. Bahkan penting buat kesehatan mental. Karena pada akhirnya, kita bukan mesin. Kita manusia yang butuh jeda, butuh diam, dan butuh untuk menikmati hidup. [Deya Sofia]

Related Posts

Latest Post