almuhtada.org -Di tengah kerasnya persaingan usaha, sebagian orang memilih jalan pintas untuk mencari untung. Tapi tahukah Anda, keberkahan justru datang lewat kejujuran?
Dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW telah memberikan banyak keteladanan dalam dunia perdagangan. Salah satunya adalah tentang pentingnya kejujuran sebagai fondasi utama dalam membangun ekonomi yang tidak hanya kuat, tapi juga diridhai Allah.
Sebelum menjadi Rasul, nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pedagang yang sangat terpercaya di Makkah. Beliau mendapat gelar “Al-Amin” karena selalu bersikap jujur dalam berdagang, tidak pernah mengurangi timbangan, dan tidak menipu pembeli.
Suatu ketika, seorang pembeli merasa ragu karena harga barang dagangan Nabi lebih tinggi dari yang lain. Namun, Nabi SAW dengan tenang menjelaskan bahwa kualitas barangnya lebih baik dan tidak menutup-nutupi kekurangannya. Pembeli itu pun setuju dan membeli, lalu kembali lagi membawa pelanggan lain.
Kejujuran Rasulullah dalam berdagang membuahkan kepercayaan yang luas. Banyak pedagang dan pelanggan memilih berdagang dengannya, bukan karena harga termurah, tetapi karena keyakinan bahwa mereka tidak akan ditipu. Hal inilah yang kemudian menjadi fondasi dakwah beliau, karena masyarakat sudah mempercayai integritasnya sejak awal.
Kejujuran dalam ekonomi bukan hanya soal etika, tapi juga kunci keberkahan. Dengan bersikap jujur, seseorang membuka pintu rezeki yang lebih luas dan hubungan yang penuh kepercayaan. Islam mengajarkan bahwa keuntungan tidak hanya dihitung dari laba materi, tapi juga dari ketenangan hati dan ridha Allah SWT.
Mari bangun ekonomi yang berdaya dan berakhlak, dimulai dari diri sendiri. Karena dalam Islam, keberkahan lebih utama daripada sekadar keuntungan.[]Sahaki