Santri Wajib Tau Adab! Berikut Adab Ketika di Dalam Pondok dan Luar Pondok

Ilustrasi Santri (pinterest.com)

almuhtada.org – Menjadi santri itu sebagai wujud untuk belajar membentuk diri, membiasakan hati dan memperbaiki akhlak. Hal yang paling penting dan ditekankan di pesantren adalah tentang adab. Tanpa adanya adab, ilmu setinggi apa pun bisa hilang keberkahannya. “Pelajarilah adab dulu, sebelum berilmu” ~ Imam Malik.

Adab diajarkan di pondok sangat beragam, salah satunya adalah cara berbicara kepada ustaz dan teman, menjaga kebersihan kamar, hingga sikap saat antre kamar mandi pun mencerminkan adab yang telah tertanam atau belum.

Santri itu tidak harus menunggu disuruh untuk berbuat baik. Ia tahu kapan harus membantu, tahu bagaimana bersikap terhadap yang lebih tua, dan tahu bagaimana menjaga lisan serta perbuatan. Sebenarnya pondok yang penuh aturan bukanlah beban, tapi latihan agar kelak saat hidup di luar pondok sudah terbiasa menjaga diri.

Baca Juga:  Batas Tipis dalam Konsepsi Pilihan, Tahapan, dan Satu Kesatuan

Namun adab jangan hanya berlaku ketika di dalam pondok saja. Saat santri pulang ke rumah, bepergian ke luar, atau bahkan sekadar aktif di media sosial, nilai-nilai yang selama ini ditanamkan di pesantren ikut terbawa. Di sinilah ujian sebenarnya dimulai.

Apakah masih menjaga sopan santun di depan orang tua? Apakah masih bisa menahan diri dari berkata kasar atau ikut-ikutan tren yang tidak baik di luar sana? Santri sebaiknya tetap menjaga sikap meskipun tanpa pengawasan, karena ia sadar bahwa akhlak bukan untuk dipamerkan, tapi untuk diamalkan.

Adab bukan hanya aturan luar yang terlihat oleh mata, tapi sesuatu yang tumbuh dari hati. Ia tercermin dari cara kita memperlakukan orang lain, dari cara kita menyikapi masalah, hingga cara kita menjaga hubungan dengan Allah.

Maka ketika seorang santri terus melatih adabnya baik di dalam maupun di luar pondok, sesungguhnya ia sedang membangun dirinya menuju pribadi yang kuat, lembut, dan mulia. Karena pada akhirnya, adab adalah bekal seumur hidup yang akan membedakan orang yang sekadar tahu banyak dengan orang yang benar-benar berilmu. [Neha Puspita Arum]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post