Ketidakadilan Tersembunyi dalam Angka: Perbedaan Standar Kemiskinan Nasional dan Dunia

Piramida Sistem Kapitalisme – justisia.com

Almuhtada.org – Melansir dari finance.detik.com (3/5/2025), Bank Dunia menghitung tingkat kemiskinan berdasarkan standar 6,85 dolar AS PPP.

Perhitungan nasional, secara resmi Indonesia menggunakan garis kemiskinan dengan standar 2,15 dolar AS APP.

Jika Anda perhatikan maka akan ditemukan perbedaan yang jomplang dengan standar kemiskinan nasional dan dunia, ya kan?

Apa jadinya jika standar yang digunakan berbeda?

Jika kita melihat dari kacamata matematika, suatu standar itu sangat penting karena menjadi pondasi dalam pembelajaran dan aplikasi praktisnya.

Melansir dari sis.binus.ac.id tentang standar internasional didefinisikan sebagai spesifikasi teknis yang disetujui secara universal yang menetapkan aturan umum untuk produk, layanan, maupun suatu proses.

Standar tersebut juga berfungsi sebagai bahasa global dalam memastikan produk maupun layanan memenuhi persyaratan kualitas, keamanan, dan efisiensi yang konsisten di berbagai belahan dunia.

Coba Anda perhatikan setiap kata di atas!

Jikalah standarnya saja sudah beda, bukankah nanti tujuan dari fungsi standar itu juga berbeda?

So, jangan heran lagi ketika ada banyak perbedaan persepsi yang akhirnya mempengaruhi cara respond suatu kondisi.

Baca Juga:  Mustajabnya Doa Orang Tua, Kekuatan Tersembunyi di Balik Kasih Sayang

WHY tidak perlu heran lagi? Jelas karena ada perbedaan standar pengukuran. Landasan berpikirnya berbeda ya kan?

Jikalah persepsinya, standarnya sudah beda maka akan berpengaruh dengan tindakan sebagai cara responnya juga, ya kan?

Sebagai contoh, persepsi seseorang terhadap orang yang dicintainya akan membentuk perilaku yang berlawanan dari orang tersebut terhadap orang lain yang dibencinya, karena ia memiliki persepsi kebencian terhadapnya.

Kita coba alihkan pentingnya suatu standar tentang tingkat kemiskinan ini.

Seseorang bisa dikategorikan tidak miskin secara nasional, tetapi masuk dalam kategori miskin ekstrem secara global.

Padahal kita memahami bahwa data yang akurat terhadap realitas kemiskinan di lapangan sangatlah penting untuk pengambilan kebijakan yang optimal.

Lalu, apa penyebab dari perbedaan standar ini?

Jelas, perbedaan standar ini tidak lain karena adanya pengaruh dari sistem yang diterapkan.

Perbedaan tingkat kemiskinan ini salah satu dampak dari penerapan sistem Kapitalisme dalam tata kelola ekonomi dan sosial.

Kita bisa katakan bahwa dengan standar rendah, negara bisa mengklaim sukses “mengurangi kemiskinan.”

Miskin di Mata Dunia, Sejahtera di Statistik Kita.

Padahal itu hanya manipulasi angka untuk menyembunyikan ketidakadilan yang terjadi dalam realitas.

“Waktu kita menghitung angka kemiskinan basisnya bukan national poverty line, tetapi angka kemiskinan di masing-masing provinsi yang kemudian kita agregasikan menjadi angka nasional,” jelas Amalia Kepala BPS merespond laporan Bank Dunia 60% Penduduk RI Miskin.

Mari kita berfikir sejenak! Kembali pada pentingnya standar dalam kacamata matematika.

Standar menjadi penting bukan hanya terbatas pada teori tapi berpengaruh pada penerapannya.

Sungguh Sistem Kapitalisme gagal menyejahterahkan rakyatnya.

Lalu, apa yang bisa menjadi solusi untuk ketidakadilan yang disembunyikan dalam angka ini?

Jawabannya sudah tentu dengan standar yang sudah Allah tetapkan sebagai Sang Pencipta dan Pengatur segalanya.

Sistem Ekonomi Islam adalah solusi untuk mengentaskan kemiskinan.

Akan tetapi, penerapan sistem ekonomi Islam secara total dapat diterapkan jika tegakhnya khilafah.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Imam (khalifah) adalah pemelihara dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sistem Ekonomi Islam berstandar syariah yang berprinsip Al-Quran dan Sunnah.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya.” (H.R. Malik).

Wallahu a’lam bishawab. Sesunguhnya Allah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

[] RAUDHATUL JANNAH

 

Related Posts

Latest Post