Tan Malaka: Jejak Bapak Republik dalam Perspektif Islam Revolusione

Ilustrasi gambar Tan Malaka (Pinterest.com – sejarah.id)

Almuhtada.org – Tan Malaka adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang revolusioner sang intelektual kiri. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Tan Malaka juga memiliki keterkaitan yang erat dengan Islam, baik dari sisi spiritual maupun pemikiran. Meski pandangan politiknya dianggap radikal oleh sebagian orang, Tan Malaka justru menempatkan agama Islam sebagai fondasi perjuangan rakyat.

Tan Malaka lahir dengan nama Ibrahim pada 2 Juni 1897 di Pandan Gadang, Sumatra Barat. Ia berasal dari keluarga Minangkabau yang taat beragama. Pendidikan awalnya ditempuh di Sekolah Rakyat dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Guru di Bukittinggi. Sejak kecil ia telah mempelajari Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam yang kuat, yang membentuk karakter kritis dan moralitas sosialnya.

Dalam bukunya yang terkenal, Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika), Tan Malaka tidak serta-merta menolak agama, bahkan ia menekankan pentingnya moral dan akhlak yang berpijak pada ajaran Islam dalam membangun bangsa. Ia percaya bahwa Islam dan ilmu pengetahuan bisa berjalan seiring untuk membebaskan rakyat dari kebodohan dan penjajahan.

Baca Juga:  Ini Dia 10 Pribadi Muslim,Yang Wajib Kamu Punya !!

“Kita bisa memadukan ilmu logika modern dengan semangat dan nilai-nilai Islam untuk kemajuan bangsa.” – Tan Malaka

Tan Malaka melihat Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur hubungan pribadi manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur keadilan sosial dan perjuangan rakyat. Dalam pandangannya, nilai-nilai Islam seperti keadilan (al-‘adl), persaudaraan (ukhuwah), dan menolong yang lemah (mustadh’afin) sangat cocok dengan semangat revolusi.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

(QS. An-Nahl: 90)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Ayat tersebut menjadi cerminan bagaimana Islam mendorong keadilan sosial yang menjadi ruh perjuangan Tan Malaka. Ia ingin membebaskan rakyat Indonesia dari penjajahan dan kemiskinan dengan semangat keadilan yang berpijak pada nilai-nilai Islam.

Dalam pidato dan tulisan-tulisannya, Tan Malaka sering mengutip kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekah dan Madinah sebagai inspirasi dalam perlawanan terhadap tirani. Ia juga menekankan pentingnya ijtihad (berpikir kritis) dalam memahami teks agama demi menjawab tantangan zaman modern.

Tan Malaka tidak mengartikan jihad secara sempit sebagai perang fisik, melainkan sebagai perjuangan intelektual dan sosial untuk keadilan. Oleh karena itu, ia tidak pernah melepaskan identitas keislamannya, meskipun sering dianggap berseberangan dengan kalangan agamawan ortodoks.

Tan Malaka bukan hanya tokoh kiri atau pejuang kemerdekaan biasa. Ia adalah sosok yang mencoba merumuskan jalan tengah antara Islam dan sosialisme untuk membangun Indonesia yang merdeka, adil, dan beradab. Pandangannya yang progresif dan inklusif terhadap Islam masih relevan hingga kini dalam membangun harmoni antara agama dan kemajuan zaman. Nevia Anggriya Orvala وَاللَّهُ أَعْلَم

 

 

Related Posts

Latest Post