almuhtada.org- Setiap manusia dilahirkan tanpa karakter yang tetap. Karakter adalah hasil dari proses panjang yang dibentuk oleh kebiasaan hidup sehari-hari. Apa yang seseorang lakukan, pikirkan, dan bagaimana ia menjalani hidup akan membentuk siapa dirinya.
Seseorang yang terbiasa bangun pagi, menjaga kebersihan, dan menyapa orang dengan sopan perlahan akan dikenal sebagai pribadi disiplin dan ramah. Sebaliknya, mereka yang terbiasa menunda pekerjaan atau sering mengeluh, akan membentuk karakter yang kurang bertanggung jawab dan negatif.
Cara berpikir juga sangat berpengaruh. Jika seseorang terbiasa melihat masalah sebagai tantangan, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh. Namun jika selalu merasa jadi korban atas keadaan, ia bisa saja tumbuh menjadi pribadi yang pesimis dan mudah menyalahkan.
Pola hidup sehari-hari mencerminkan nilai yang dipegang seseorang. Misalnya, orang yang memilih hidup sederhana walau punya kemampuan lebih, mungkin memegang nilai kerendahan hati dan kesederhanaan sebagai prinsip hidupnya. Hal itu secara tidak langsung membentuk karakternya dalam berinteraksi dengan orang lain.
Begitu juga cara seseorang memandang orang lain. Apakah ia mudah menghakimi? Ataukah mencoba memahami? Itu semua adalah cerminan dari kebiasaan berpikir dan merespon situasi yang terus terlatih dari hari ke hari.
Karakter bukan sesuatu yang dibentuk dalam semalam. Ia adalah hasil dari konsistensi. Seorang pekerja keras tidak muncul tiba-tiba—ia dibentuk oleh kebiasaan kecil seperti bangun pagi, menepati janji, dan menyelesaikan tanggung jawab tepat waktu.
Jika kita ingin membentuk karakter yang lebih baik, maka mulailah dari membiasakan hidup dengan cara yang lebih positif. Latih diri untuk berpikir jernih, memperlakukan orang lain dengan baik, dan bersikap disiplin dalam hal-hal kecil.
Pada akhirnya, karakter yang kuat dan baik akan membawa seseorang pada kehidupan sosial yang lebih sehat dan hubungan yang lebih bermakna. Semua itu berawal dari bagaimana kita hidup, berpikir, dan bersikap setiap hari. []Rayn Nurdiyana
Editor
Qoula Athoriq Qodi