Bukan Soal Sibuk : Tapi Bagaimana Cara Kita Membagi Waktu

Ilustrasi waktu (Pinterest.com - Almuhatada.org)

Almuhtada.org – Dear mahasiswa, tidak semua orang bisa menempuh pendidikan tinggi, entah karena tidak mampu secara finansial, mental, kesempatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jangan sampai sia-siakan masa ini untuk berleha-leha tanpa perjuangan yang maksimal.

Ada banyak hal yang bisa kita coba dan pelajari di dunia perkuliahan, mulai dari organisasi, unit kegiatan mahasiswa, komunitas, mengikuti berbagai perlombaan, hingga program universitas seperti magang ataupun pertukaran mahasiswa.

Namun, terkadang kita juga dihadapkan pada kondisi di mana pekerjaan kuliah menumpuk hingga merasa sulit untuk membagi waktu jika harus menambah daftar tugas dan tanggung jawab. Akibatnya, tugas kuliah dikerjakan serampangan, tanggung jawab lain juga tidak maksimal dijalankan, lantas membuat kita terbiasa dengan effort yang ala kadarnya.

Oke oke, lantas bagaimana agar kita bisa memaksimalkan semuanya? Bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya?. Mari kita ingat kembali firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Insyiroh yang berbunyi:

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ ۝٧

Artinya : maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Bahkan dalam Hadist juga Rasulullah SAW bersabda :

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا : حَدَّثَنَا أَبُو مُسْهِرٍ ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَمَاعَةَ ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ ، عَنْ قُرَّةَ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ ” رواه الترميذي

Baca Juga:  Membagi Skala Prioritas antara Kampus dan Belajar Agama

الترمذي : أبو عيسى محمد بن عيسى بن سورة بن موسى بن الضحاك السلمي الترمذي

Artinya: Dari Abi Hurairah Ra (W.57 H), Rasulullah Saw bersabda: “Salah satu tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. (H.R. Tirmidzi).

Dari dua dalil tersebut tentu kita bisa menarik kesimpulan bahwa, kita harus menjadi seorang yang produktif, dengan selalu memanfaatkan setiap detik, menit, jam, dan hari untuk selalu mengerjakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita. Jangan sampai ada waktu yang terbuang sia-sia karena rasa malas dan enggan untuk berusaha. Allah memberi kita waktu dalam sehari 24 jam, dengan malam sebagai waktu istirahat, dan pagi-sore untuk beraktivitas.

Lantas, bagaimana cara praktis untuk membagi waktu antara akademik dan non akademik? Oke oke, memang sampai pada kalimat ini kita belum membahas tips dan trik praktis untuk diterapkan, tapi coba deh kita renungi kembali, sebetulnya kita semua tahu bagaimana cara membagi waktu, hanya saja tertutup rasa malas dan nafsu untuk berleha-leha.

Yang paling tahu jadwal, kebutuhan, dan kemampuan adalah kita sendiri, jadi yang bisa memanajemen itu semua siapa lagi kalau buka diri sendiri. Oleh karena itu, yuk buang jauh-jauh rasa malas, istirahat dan refreshing tentu boleh, tapi ingat, setelahnya kita harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan list tugas dan tanggung jawab yang sempat tertunda. Oke?. []Hanum Salsabila

Baca Juga:  Memaafkan Bukan Karena Lemah, Tapi Karena Kuat dan Ikhlas

Editor : Aulia Cassanova

Related Posts

Latest Post