almuhtada.org – Ada yang bilang menikahlah dengan yang setara, baik dari segi pendidikan, status sosial, maupun keyakinan. Kisah Zainab binti Muhammad, putri sulung Nabi Muhammad, menjadi bukti nyata bahwa kesetaraan dalam pernikahan sangatlah penting.
Zainab binti Muhammad menikah dengan Abul ‘Ash bin Rabi’, seorang pedagang kaya yang dikenal jujur dan bertanggung jawab. Sebelum Islam datang, pernikahan mereka berjalan dengan bahagia dan penuh keharmonisan.
Namun, ketika Nabi Muhammad menerima wahyu dan mulai menyebarkan ajaran Islam, Zainab pun mengikuti ayahnya dan masuk Islam. Di sisi lain, Abul ‘Ash tetap teguh pada keyakinannya yang lama dan menolak untuk masuk Islam bersama istrinya.
Perbedaan iman dalam rumah tangga mereka bukanlah hal sepele, melainkan menjadi masalah besar. Dalam ajaran Islam, seorang wanita Muslim tidak diperbolehkan menikah dengan pria yang bukan muslim.
Akibatnya, setelah Perang Badar berlangsung, mereka harus berpisah karena berbeda keyakinan. Zainab tinggal di Madinah bersama keluarganya, sementara Abul ‘Ash tetap berada di Mekah.
Meskipun terpisah, cinta mereka tetap kuat. Bertahun-tahun kemudian, ada sebuah kejadian, Abul ‘Ash tertangkap oleh kaum Muslimin dan akhirnya mendapat perlindungan dari Zainab. Setelah kejadian itu, Abul ‘Ash menyadari kebenaran Islam dan akhirnya masuk Islam.
Setelah masuk islam, mereka kembali menikah dan sah secara agama menjadi suami istri. Sayangnya, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Tak lama setelah kejadian kembali bersatunya mereka, Zainab menghembuskan nafas terakhirnya.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga bahwa kesetaraan dalam pernikahan, terutama dalam hal nilai dan keyakinan, sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Perbedaan dalam keyakinan tidak bisa diremehkan sebab dapat menjadi penghalang besar, bahkan bagi pasangan yang saling mencintai. Oleh karena itu, memilih pasangan yang seagama dan seiman adalah langkah awal untuk membangun rumah tangga yang kokoh dan penuh keberkahan. [Qoula Athoriq Qodi]
Editor: Syukron Ma’mun