almuhtada.org – Al Quran sebagai salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Dikatakan mukjizat karena pada dasarnya, pengertian mukjizat yaitu suatu hal yang luar biasa atau yang menyalahi kebiasaan. Al Quran sebagai mukjizat terbesar maksudnya adalah karena dia kekal abadi.
Berbeda dengan mukjizat nabi sebelumnya yang terbatas oleh ruang dan waktu, Al Quran bersifat universal dan abadi. Berlaku hingga umat akhir zaman. Kemukjizatan Al Quran pada dasarnya berpusat pada dua hal yaitu dari segi kandungan Al Quran dan dari kegi bahasa Al Quran.
Dari segi kandungan Al Quran dapat dilihat dari tiga aspek yaitu
- Merupakan isyarat ilmiah
Al-Qur’an mengandung banyak informasi ilmiah yang relevan, meskipun disampaikan dalam bentuk isyarat. Contohnya, dalam QS. Al-Anbiya’ (21): 30, disebutkan:
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠
“Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Ayat ini menunjukkan pemahaman tentang asal mula alam semesta yang sejalan dengan teori ilmiah modern.
- Sumber hukum
Al-Qur’an memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan hukum dan tetap menjadi produk hukum yang ideal hingga saat ini. Misalnya, dalam QS. Al-Maidah (5): 38, Allah berfirman:
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ٣٨
“Dan (sebagai) hukuman bagi lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas apa yang mereka usahakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ayat ini menunjukkan ketegasan hukum dalam Islam yang mengatur keadilan dan keamanan masyarakat.
- Menerangkan suatu ibrah
Al-Qur’an banyak mengandung berita-berita tentang hal-hal yang gaib, seperti surga, neraka, dan hari kiamat. Contohnya, dalam QS. Al-Baqarah (2): 25, Allah berfirman:
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًاۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًاۗ وَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ٢٥
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Ayat ini memberikan harapan dan motivasi bagi umat Islam untuk beriman dan beramal saleh.
Sedangkan dari segi bahasa, Al Quran menunjukan keindahan dan keunikan gaya bahasa yang tidak dapat ditandingi oleh karya sastra lainnya:
- Keindahan susunan kata
Al-Qur’an memiliki susunan kata yang indah dan unik, yang membedakannya dari karya sastra Arab lainnya. Keindahan ini terletak pada pemilihan kata, ritme, dan struktur kalimat yang harmonis.
- Kefasihan dan kejelasan
Al-Qur’an menggunakan bahasa yang jelas dan fasih, sehingga dapat dipahami oleh berbagai kalangan, baik yang awam maupun yang terpelajar. Ini memungkinkan semua orang untuk merasakan keagungan dan keindahan Al-Qur’an.
- Kepadatan makna
Setiap ayat dalam Al-Qur’an mengandung makna yang padat dan mendalam. Satu kalimat dapat menyampaikan banyak informasi dan ajaran, yang menunjukkan kedalaman pemikiran dan kebijaksanaan.
- Pengaruh emosional
Gaya bahasa Al-Qur’an mampu mempengaruhi jiwa pembaca dan pendengarnya. Uslub (gaya bahasa) yang digunakan dapat menyentuh perasaan dan membangkitkan kesadaran spiritual.
Mukjizat Al Quran merupakan aspek yang sangat penting dalam memahami keunikan dan keagungan kitab suci ini. Sehingga sudah seharusnya sebagai orang muslim harus mengaji dan mengkaji kitab suci ini.[] Khariztma Nuril
Editor : Juliana Setefani Usaini