Almuhtada.org – Secara bahasa Al Qur’an berasal dari kata qoro’a yang artinya bacaan. Secara istilah definisi Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril yang ditulis dalam musha dan diturunkan secara berangsur-angsur.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita ketahui bahwasanya Al Qur’an merupakan salah satu diantara banyaknya mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mukjizat secara bahasa adalah suatu hal yang diluar hal biasa. Bagi seorang nabi, hal tersebut menyiratkan kenabiannya sebab manusia lain tidak dapat melakukan hal yang serupa.
Sedangkan secara istilah mukjizat adalah suatu hal luar biasa yang bertujuan untuk membuktikan kenabian dan kerasulan serta untuk menambah keyakinan pengikut mereka.
Berbeda dengan makjizat lainnya, Al Qur’an diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW bersifat kekal. Sebab mukjizat-mukjizat yang sudah ada dan sudah pernah terjadi kita tidak mengetahui ataupun merasakannya.
Kemukjizatan Al Qur’an tidak hanya diperuntukan umat Islam saja namun ditunjukan kepada seluruh umat manusia.
Pada dasarnya kemukjizatan Al Qur’an berpusat pada dua segi. Pertama, dilihat dari segi isi atau kandungan Al Qur’an. Kedua, dari segi bahasa Al Qur’an. Kandungan Al Qur’an tidak pernah bertentangan dengan teknologi modern diantaranya adalah:
- Angin dapat mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan lain-lain
Hal ini Allah isyaratkan melalui Q.S Al Hijr ayat 22
وَأَرْسَلْنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمْ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ
“ Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan_ dan kami turunkan hijan dari langit, lalu Kami beri minum kamu degan air itu dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”
- Segala sesuatu dijadikan Allah berpasang-pasangan
Melalui Q.S Yasin ayat 36 Allah isyaratkan hal ini
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbukan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”
- Berkurangnya oksigen (zat asam)
Para ilmian menemukan gejala ilmiah bahwa jika manusia berada dalam ketinggian tertentu akan mengalami kekurangan oksigen. Hal ini berkenaan dengan ditemukannya pesawat terbang.
Oleh sebab itu, biasanya kru pesawat menginstruksikan kepada para penumpangg untuk menggunakan oksigen apabila pesawat berada pada ketinggian lebih dari 35.000 kaki.
Ternyata hal ini telah ditunjukan isyaratnya dalam Al Qur’an yakni dalam Q.S Al An’am ayat 125.
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Para ilmuan memberikan menafsiran terhadap ayat ini sesuai dengan masanya. Mereka mengatakan seolah-olah seperti orang yang berusaha naik ke langit.
Ketiga contoh tadi merupakan salah satu mukjizat Al Qur’an yang ditinjau dari segi kandungan isi dan dilihat dari salah satu aspek. Kemukjizatan yang kedua ditinjau dari segi sisi kebahasaan.
Menurut Al Sabuny diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelembutan al-Quran secara lafziyah terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
2) Keserasian al-Qur‟an ditujukan bagi kaum yang awam, maupun kaum cendekiawan. Dalam arti, semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur‟an.
3) Kandungan isinya sesuai dengan akal dan perasaan karena Al Qur’an memberi doktrin pada akal dan hati yang sekaligus merangkus kebenaran dan keindahan. [] Khariztma Nuril Qolbi
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah