Almuhtada.org – Perbuatan yang dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia akan mendapatkan balasan nantinya, perbuatan baik akan mendapat pahala di surga sedangkan perbuatan buruk mendapatkan neraka atau siksaan yang pedih.
Orang yang mendapat siksaan pedih disebutkan dalam al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 174 yaitu seorang umat muslim mendapatkan siksaan yang pedih.
Dan masuknya umat islam ke neraka disebabkan mereka kafir/dan mengingkari ayat Al-qur’an. Neraka dapat diartikan sebagai tempat yang paling pedih dan banyak siksaan atas dosa yang dilakukan dalam hidup di dunia. Berikut kesengsaraan para ahli nerka yaitu
- Siksaan Api Neraka
Siksaan api neraka itu sangat panas dibandingkan api yang ada di dunia. Siksaan ini dalam bentu penggunaan pakaian untuk para ahli neraka terbuat dari api neraka.
Hal ini tercantum dalam surat ibrahim ayat 50 menyebutkan bahwa pakaian penghuni neraka yaitu terbuat dari cairan aspal yang panas dan wajah mereka dan wajah mereka diselimuti api yang menyala.
- Siksaan Bara Api yang Pedih
Siksaan yang ringan penghuni neraka, yaitu diletakanya bara api di tumit bagi penghuni neraka hingga merasa tidak ada seseorang yang lebih berat di siksa. Selain itu, siksa di neraka pada lutut,mata kaki, dan sebagian lagi pada bahunya
- Siksaan menurut amal perbuatan
Siksaan ini sesuai dengan amal yang diperbuat. Saat tiba di Yaumul Qiyamah akan ada datang Quraisy untuk mencari manusia yang meninggalkan shalat, orang yang tidak mengeluarkan zakat, orang yang minum minuman keras,memakan harta riba, dan membicarakan soal duina di masjid. Maka akan di siksa di neraka.
- Tidak Terkabulnya Permintaan Penghuni Neraka
Penghuni neraka tidak akan diampuni dosanya, bahkan permintaanya tidak dikabulkan dan akan terus di siksa walaupun mereka inging bertobat.
- Siksaan Terhadap Tubuhnya
Apabila sudah sampai di neraka, maka oragn tubuh seperti mulut, tangan, kaki akan menjadi saksi. Dan bukanlagi membantu kita tetapi bersaksi kepada Allah. Pada saat itu, wajah penghuni neraka berwarna hitam pekat, hati ketakutan dan mulutnya terutup.
Oleh karena itu, sejatinya perlu diingat sebelum hari penimbangan amal datang, alangkah baiknya memperbaiki amal perbuatan kita selama di dunia. Yang kelak amal perbuatan baik itu memberatkan timbangannya kelak di akhirat. [] Laila Amalia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah
