almuhtada.org – Dalam satu tahun, terdapat tiga periode yang Allah berikan keistimewaan dibandingkan waktu-waktu lainnya:
- Sepuluh hari pertama bulan Muharram
- Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
- Seluruh hari di bulan Ramadan, terutama sepuluh malam terakhir
Ketiga waktu ini merupakan momen terbaik yang Allah istimewakan, di mana beribadah pada waktu-waktu tersebut memiliki keutamaan lebih besar dibandingkan hari-hari lainnya.
Di antara ketiga periode tersebut, Ramadan memiliki keistimewaan yang lebih besar dibandingkan Muharram dan Dzulhijjah. Hal ini karena Allah memberikan tiga bentuk dukungan untuk meningkatkan ketaatan yang tidak diberikan di bulan lainnya, yaitu:
- Pintu surga dibuka
- Pintu neraka ditutup
- Setan-setan dibelenggu
Dengan adanya dukungan ini, seharusnya setiap Muslim mampu meningkatkan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan di bulan suci ini. Namun, kenyataannya masih banyak orang yang lalai, enggan beribadah, dan justru tetap melakukan maksiat.
Mengapa demikian, padahal setan telah dibelenggu? Mengapa masih banyak yang tergoda berbuat dosa?
Jika seseorang tetap melakukan maksiat di bulan Ramadan, hal ini menunjukkan bahwa keburukan yang dilakukan bukan lagi akibat godaan setan, melainkan berasal dari dirinya sendiri. Jika dorongan untuk berbuat dosa dan rasa enggan beribadah masih ada di bulan Ramadan, itu menandakan bahwa selama ini maksiat dilakukan bukan semata karena bujukan setan, melainkan karena kebiasaan buruk yang sudah tertanam dalam diri.
Musibah terbesar bagi seseorang di bulan Ramadan adalah dijauhkannya dirinya dari ketaatan. Para ulama mengatakan bahwa siapa yang dijauhkan dari ketaatan di bulan Ramadan, seakan-akan ia dijauhkan dari ketaatan sepanjang tahun. Jika di bulan Ramadan saat Allah telah memberikan tiga dukungan besar berupa terbukanya pintu surga, tertutupnya pintu neraka, dan terbelenggunya setan seseorang masih belum mampu untuk taat, maka bagaimana dengan bulan-bulan lainnya?
Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menilai diri sudah seberapa setan kah kita dalam kehidupan ini? Jika kita sulit untuk membaca Al-Qur’an, bisa jadi karena Al-Qur’an yang enggan dibaca oleh orang seperti kita. Jika kita sulit untuk bersedekah, bisa jadi karena uang-uang yang enggan dikeluarkan sebagai sedekah dari orang sekotor kita. Jika kita sulit mendirikan salat, bisa jadi karena salat yang enggan didirikan oleh orang sehina kita.
Dosa itu menghalangi rahmat, mengotori jiwa, mematikan akal sehat, mengeraskan hati. Semakin banyak dosa yang kita lakukan, semakin kita dijauhkan dari ketaatan. Semakin banyak kita melampui batas, semakin tumbuh sifat-sifat setan dalam diri kita. Ujian terberat yang Allah berikan pada seorang hamba adalah ketika Allah jauhkan hamba tersebut dari peluang-peluang kebaikan.
Maka mari dibulan Ramadan ini kita banyak-banyak bertaubat pada Allah. Memohon ampun atas segala maksiat yang telah kita lakukan. Maksiat-maksiat yang merusak diri kita baik jiwa maupun raganya. Mintalah dengan sungguh-sungguh jangan sampai yang kita dapatkan dari Ramadan kali ini hanyalah kerugian. Mari kita evaluasi diri, selama ini kita bermaksiat karena godaan setan atau karena justru kitalah setannya? [Aisyatul Latifah]
Editor: Syukron Ma’mun