almuhtada.org – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan ampunan. Bulan Ramadhan menjadi salah satu bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Pada bulan ini pintu surga dibuka seluas-luasnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Setiap amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Namun, dibalik kemuliaan-kemuliaan tersebut, Rasulullah SAW memperingatkan kita akan tiga golongan yang akan merugi, salah satunya di bulan Ramadhan. Sebagaimana tertuang pada kisah berikut.
Suatu ketika Rasulullah akan menaiki sebuah tangga mimbar untuk melaksanakan kutbah, setiap kali Rasulullah menaiki tangga mimbar beliau berkata “Aamiin” sampai tangga ke tiga. Kemudian para sahabat bertanya kepada Rasulullah mengapa beliau selalu mengucapkan “Aamiin” setiap kali menaiki tangga tersebut. Rasulullah pun menjelaskan: “Pada tangga pertama, malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata:
شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
Artinya: “Celakalah orang-orang yang menjumpai bulan Ramadhan dan melewatinya tapi dosa-dosanya tidak diampuni” maka Rasulullah mengucapkan “Aamiin”.
Pada tangga kedua malaikat Jibril berkata:
شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ
Artinya: “Celakalah orang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tapi hal itu tidak bisa memasukkannya ke surga” maka Rasulullah mengucapkan “Aamiin”.
Kemudian pada tangga ketiga malaikat Jibril berkata:
شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ
Artinya: “Celakalah orang yang ketika namamu disebut, tapi tidak bersholawat kepadamu” maka Rasulullah mengucapkan “Aamiin”. (HR. Imam al-Bukhari, Al-Adabu-l Mufrad, bab Man Dzukira ‘Indahu an-Nabiyyu Falam Yushalli ‘Alaihi).
Mengapa Ramadhan bisa Menjadi Momen Kerugian?
Berdasarkan hadis di atas disebutkan tiga golongan yang akan mendapatkan kerugian, salah satunya ketika di bulan Ramadhan. “Celakalah orang-orang yang menjumpai bulan Ramadhan dan melewatinya tapi dosa-dosanya tidak diampuni”. Kalimat ini mengandung makna yang cukup dalam. Ramadhan yang seharusnya menjadi suatu momentum untuk meraih ampunan dan mensucikan diri dari dosa, nyatanya terdapat sebagian orang yang justru melewatkan kesempatan ini.
Dari sekian banyaknya keutamaan-keutamaan pada bulan Ramadhan, masih banyak orang yang tidak menyadari betapa berharganya bulan ini. Mereka terlena dengan rutinitas-rutinitas duniawi dan melupakan akan peningkatan ibadah di bulan ini. Mereka tidak memanfaatkan waktu untuk memperbanyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah SWT. bahkan melewati bulan Ramadhan sama seperti ia melewati bulan-bulan lainnya. Sehingga, ketika bulan Ramadhan telah berlalu tidak memberikan perubahan dalam hal beribadah.
Oleh karena itu sungguh merugi orang-orang yang diberikan kesempatan berjuma dan melewati bulan Ramadhan namun tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Semoga kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang menyia-nyiakan Ramadhan dan senantiasa diberikan kesadaran akan berharganya bulan Ramadhan itu.[]Dela Kurniawati