almuhtada.org – Apakah kalian sudah mengerti dan paham tentang apa arti sebenarnya sehat? Tentu di kalangan awam sehat dilihat apa bila seseorang tersebut tidak terkena penyakit.
Sebenarnya sehat mencakup beberapa aspek, yaitu aspek jasmani, rohani, dan sosial, yang sebenarnya seseorang bisa dikatakan jika sehat dalam tiga aspek tersebut.
Tetapi kebanyakan aspek kesehatan jasmani yang menjadi tolak ukur orang tersebut sehat atau tidak, karena aspek kesehatan jasmani dapat dilihat dengan kasat mata.
Sehat merupakan hal yang sangat berharga dan semua orang ingin memilikinya sepanjang hayatnya, tetapi terkadang manusia lalai dalam menjaganya, entah dari segi makanan, pemikiran, hingga lingkungan.
Kebanyakan manusia memandang sehat jika orang tersebut memiliki postur tubuh ideal dilihat secara lahiriah atau fisik, tetapi secara keseluruhan seseorang dapat dikatakan sehat jika secara umum orang tubuh sehat dilihat dari postur tubuh, sikap dan tutur kata serta interaksi orang tersebut dengan orang lain. Menurut Prof. Dr. dr. Azrul Azwar MPH.
Secara garis besar definisi sehat menurut WHO di mana seseorang memiliki kesempurnaan fisik, mental atau rohani, dan sosial.
Sehat secara jasmani mungkin menjadi indikator pertama seseorang dalam menilai seseorang, jika melihat orang yang tangan atau kakinya di perban atau jalannya pincang, mungkin seseorang langsung bisa menilai bahwa orang tersebut sedang tidak sehat.
Sehat secara jasmani secara mudahnya adalah sehat yang dapat dilihat dengan kasat mata, karena indikatornya diambil secara lahiriah atau fisik yang tampak dari luar
Untuk mewujudkan sehat secara jasmani/fisik yaitu dengan makan makanan yang bergizi, makan dengan teratur, olahraga, istirahat yang cukup,
Sehat secara rohani atau mental merupakan sehat yang cenderung sulit untuk di nilai, karena terletak di dalam diri orang tersebut, jika seseorang tidak menunjukkan hal-hal yang aneh mungkin orang akan menganggap orang tersebut sehat, tetapi hal tersebut belum tentu bisa saja saat tidak ada orang dia mengambil yang bukan miliknya atau mencuri, hal tersebut juga menunjukkan bahwa mentalnya tidak sehat.
Sebenarnya aspek sehat secara rohani dapat dilihat dengan perilaku orang tersebut, tetapi kebanyakan orang dapat menutupi dan tidak mengumbar sifat aslinya, jadi hal tersebut yang menyebabkan sehat secara mental/rohani ini sulit untuk di nilai.
Tidak sedikit orang yang berhubungan dengan sesama manusia itu baik, tetapi dalam hubungannya dengan tuhan kurang baik, maka kita sebagai umat beragama belum bisa mengatakan orang tersebut sehat jika hubungannya dengan tuhannya tidak baik.
Untuk mewujudkan mental/rohani yang sehat kita bisa mulai dengan pikiran yang positif, bersyukur, selalu memberi afirmasi positif kepada diri sendiri, dan istirahat yang cukup.
Sehat secara sosial juga merupakan sehat yang dapat dilihat atau dinilai melalui perilaku orang tersebut kepada lingkungan sekitar dan hubungan sosial antar manusia, sebenarnya sehat secara sosial ini sangat erat hubungannya dengan sehat secara mental, karena jika seseorang memiliki mental yang sehat maka otomatis dia juga sehat secara sosial, karena dia akan melakukan yang seharusnya manusia lakukan sebagai makhluk sosial.
Kesehatan sosial dapat dibangun dari tiga lingkungan. Lingkungan yang pertama yaitu lingkungan keluarga. Jika lingkungan keluarganya sehat maka akan menciptakan orang-orang yang sehat secara sosial.
Yang kedua yaitu lingkungan masyarakat. Jika lingkungan masyarakatnya sehat maka orang yang ada di dalamnya juga akan ikut sehat. Dan yang terakhir yaitu lingkungan sekolah. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk melihat lingkungan sekolah sebelum memasukkan anak dalam sebuah sekolah, karena sekolah merupakan rumah kedua untuk mendapatkan didikan setelah keluarga.
Jika tiga lingkungan tersebut saling support dalam menciptakan lingkungan yang sehat maka akan menciptakan orang-orang yang sehat secara sosial. [Muhammad Ikhsanuddin]
Editor: Syukron Ma’mun